Stok Beras Banyak, Mentan Yakin Pedagang Tak Bisa Main Harga

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman berbincang dengan pedagang beras.
Sumber :
  • Bayu Nugraha

VIVA – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memastikan stok beras dalam negeri masih terlampau banyak dan jauh dari kekurangan. Karena itu, dia yakin pedagang tidak akan bisa memainkan harga beras.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

"Sekali lagi kami katakan, semua pengusaha beras tolong jangan ada yang menaikkan harga. Ambil untung iya, tapi target kita petani sejahtera tetap kita perhatikan, pengusaha untung, konsumen senang," kata Amran saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 14 September 2018.

Amran menegaskan, meski memasuki musim kemarau, produksi beras tidak mengalami penurunan dan cenderung masih berjalan dengan baik.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

"Paradigma lama mengatakan, musim kering, musim kemarau itu tidak ada tanam, tanaman kurang. Sekarang sudah ada paradigma baru, teknologi baru, kita meningkatkan tanam di musim kering yang biasanya 500.000 hektare menjadi 1 juta hektare atau naik dua kali lipat pada saat musim kering," kata Amran.

Amran menambahkan, salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan produksi beras saat musim kering adalah dengan membangun embung-embung. Sebanyak 30.000 embung yang dibangun hasil kolaborasi dengan Kementerian Desa.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Selain itu, cara lainnya yang digunakan Amran adalah bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun irigasi sekunder dan tersier.

"Kita membangun irigasi tersier kurang lebih 3,4 juta hektare di seluruh Indonesia dan sudah selesai. Kita juga membangun sumur dangkal dan sumur dalam. Kita mengirim ratusan ribu pompa ke seluruh Indonesia, sehingga hasilnya adalah kita bisa tanam di musim kemarau," kata Amran.

Dia menegaskan bahwa persediaan di lapangan masih aman hingga saat ini. Adapun berdasarkan data Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), saat ini terdapat 2,7 juta ton beras yang disimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia.

"Kami mengecek faktanya di lapangan, di pasar suplai masih aman. Kesimpulannya, tidak ada alasan harga naik, khususnya beras karena kalau dulu alasan harga naik disebabkan stok kurang, tetapi sekarang di gudang full dan bahkan sewa gudang tambahan," katanya.

Sementara itu, Dirut Bulog, Budi Waseso mengatakan, hingga September 2018, rata-rata 5.000 ton beras diserap Bulog. Hingga saat ini, stok Bulog sudah mencapai 2,7 juta ton, sedangkan panen padi masih terus berlangsung.

Kondisi ini diungkapkan Budi Waseso, saat meninjau Pasar Jaya Kramat Jati dan Pasar Induk Beras Cipinang, bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Budi Waseso yang didampingi Direktur Pengadaan Bulog, Bhaktiar, menjelaskan bahwa stok gudang Bulog penuh dengan beras produksi nasional sebanyak 2,2 juta ton dari petani Indonesia. Bahkan, posisi pada September, Bulog harus menyewa gudang untuk menampung 500.000 ton beras serapan Bulog.

Dirut Bulog meminta media yang menyaksikan stok beras di Pasar Induk Cipinang agar mempublikasikan dengan benar sesuai fakta.

"Tidak ada beras impor hingga saat ini yang masuk PIBC, dan harga beras medium stabil Rp8.200 hingga Rp8.400 per kilogram," katanya.

Direktur Utama Food Station Jakarta, Arif Prasetyo Adi menambahkan, pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang masih normal. Mulai pagi hingga menjelang siang ini sudah 4.700 ton yang tercatat masuk, sedangkan stok gudang mencapai 47.000 ton, jauh di atas standar normal 22.000 hingga 25.000 ton.

"Pasokan beras masih datang dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Bahkan, beberapa pekan terakhir pasokan dari Sulawesi Selatan mulai masuk," ujar Arif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya