Tak Disangka, Peninggalan Kerajaan Mataran Berserak di Pemukiman Warga

Temuan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA – Tim Penelitian Pusat Kerajaan Mataram Kuno dan Kawasan Lereng Timur Merapi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan beberapa benda yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Dalam ekskavasi sembilan hari di RT 5 Dusun Balong Bayen, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, tim menemukan tembikar, keramik dan terakota berupa saluran air.

Kerajaan Mataram Kuno: Letak, Kehidupan, Peninggalan dan Rajanya

Ketua Tim Baskoro Ndaru Tjajono mengatakan, penggalian sendiri dilakukan pada tanggal 15 September. Ekskavasi ini merupakan lanjutan dari penelitian pada 2007-2009.

“Sebelumnya dua tahun penuh penelitian, kami memfokuskan pengamatan pada keberadaan batu-batu besar di permukaan. Penggalian di lokasi didasarkan pada hipotesis adanya pemukiman di antara candi Kedulan dan candi Sambisari,” kata Baskoro di DIY, Senin 24 September 2018.

‘Botol Penyihir’ Penangkal Mantra Jahat Abad ke-19 Ditemukan

Menurutnya dari, dua lubang penggalian berukuran 2 kali 6 Meter, pada kedalaman 5 Meter, peneliti menemukan 67 tembikar, 4 pecahan keramik dan 1 terakota saluran air.

Dugaan sementara keramik berasal dinasti Tang atau dinasti Song. Sedangkan keberadaan terakota berupa saluran air dinilai sama seperti temuan di peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kalung 'Terakhir' Neanderthal Berusia 40.000 Tahun Digali di Spanyol

Baskoro menyatakan dengan penemuan itu menandakan lokasi ini dahulunya merupakan permukiman maupun candi sebagai pusat Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8 sampai ke-10 Masehi.

Temuan-temuan tersebut diduga sempat tertutup pascabanjir lahar dingin gunung Merapi pada abad ke-10. Lapisan tanah di lokasi tersebut juga menunjukkan adanya kemiripan dengan Candi Kedulan dan Candi Sambisari yang tak jauh dari lokasi, terutama jenis lapisan tanahnya.

“Hipotesis ini diperkuat fakta bahwa lokasi penemuan berada di tengah-tengah empat situs candi yaitu Candi Sambisari, Candi Kedulan, Candi Bromonilan serta situs Dhuri. Keempatnya sebagai batas kota,” katanya.

Hal tersebut juga sesuai dengan konsep pendirian kerajaan dengan konsep alam semesta di mana lokasi tersebut juga berada di antara dua sungai besar yaitu kali Opak dan kali Kuning. Selain itu masih pula ada gunung Merapi. Pada masa lampau, gunung dianggap sebagai tempat tinggal dewa.

Dalam sejarah, sebelum berpindah sebanyak empat kali selain di Jawa Timur, pusat pemerintahan Mataram Kuno besar kemungkinan berada di antara kawasan Kedu dan Prambanan.

Usai penemuan ini, Baskoro menambahkan bahwa penelitian akan dihentikan dan dilanjutkan tahun depan menunggu alokasi anggaran. Dari penemuan diharapkan menemukan titik terang apakah Kalasan merupakan permukiman atau pusat kerajaan.

Sementara Ketua RT 5, Handoko mengatakan, keberadaan batu-batu besar di lingkungannya sudah ada sejak lama. Hanya warga tidak tahu jika batu-batu merupakan batu candi sebelum diberitahukan arkeolog. Batu tersebut pun dibiarkan begitu saja di halaman rumah maupun sudut-sudut permukiman.

"Warga sedari dahulu mengetahui keberadaan batu-batu dari sesepuh. Tapi simbah tidak tahu itu batu candi atau apa," kata Handoko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya