Redam Kampanye Hitam ke Jokowi, Golkar Akan Nobar Film G30S/PKI

Ketua tim pemenangan Jokowi - KH.Ma’ruf Amin untuk Jawa Barat, Dedi Mulyadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)

VIVA – Tim pemenangan kampanye daerah calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - KH. Ma’ruf Amin mengagendakan nonton bareng film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

Bobby Nasution Bilang Ada Partai Berikan Tugas ke Dia Maju di Pilgub Sumatera Utara

Ketua tim pemenangan Jokowi - KH.Ma’ruf Amin untuk Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjelaskan, pemutaran film yang direncanakan pada tanggal 28 sampai 30 September 2018 itu, untuk memberikan edukasi sejarah. Selain itu, pemutaran film ditargetkan untuk memperkuat basis dukungan untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Yang jelas kami akan menggelar nonton bareng G30S/PKI di DPD Golkar. Kami tidak ada keraguan sedikitpun untuk menonton film itu,” ujar Dedi di kantor DPD Golkar Jawa Barat, Selasa, 25 September 2018. 

Ditanya soal Status Keanggotaan Partai Politiknya, Gibran Bilang Begini

Pemutaran ulang film tersebut juga dianggap sebagai bentuk meredam kampanye hitam soal isu Jokowi yang disebut-sebut memiliki keterkaitan keluarga PKI. Bagi masyarakat di internal pemenangan Jokowi, menurut Dedi, pemutaran film itu mampu meningkatkan elektabilitas partai untuk kepentingan Pileg.

“Urgensinya kami tidak ada problem apapun, kan menjadi sebuah stigma seolah-olah kalau tidak nonton film itu tidak anti PKI. Ya kami nonton,” katanya.

Soal Wacana PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Airlangga Sebut Bakal Bahas di Internal KIM

Dedi menilai, manuver isu lawan terhadap Jokowi tidak bisa dihindari. Namun, dengan pemutaran film PKI secara terbuka akan menciptakan penilaian terbuka oleh masyarakat.

“Tidak usah lagi dipelintir dibawa ke arah-arah yang lain. Tidak ada relevansi seolah-olah yang di sini pendukung fundamentalis, pendukung komunis, tidak ada relevansi dengan itu. Enggak ada problem, untuk menghilangkan dikotomi itu,” katanya.

Dia melanjutkan, “Tidak usah lagi nanti ada dualisme seolah-olah yang ini pro sana, pro sini. Semua pihak ini hanya bicara capres dan cawapres, kita jujur juga bahwa setiap partai pasti memiliki kepentingan elektabilitas." 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya