Din Syamsuddin Pamit ke Jokowi, Bukan untuk Masuk Kubu Sebelah

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Tokoh agama dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berpamitan kepada Presiden Joko Widodo karena ia telah secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Din bertemu langsung dengan Jokowi di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa sore, 25 September 2018.

"Beliau sudah membaca surat saya dan dapat memahami maksudnya. Apalagi setelah saya sampaikan secara lisan tadi," ujar Din usai pertemuan.

Sekjen PDIP soal Teman Megawati di Open House: Yang Tunjukkan Komitmen Indonesia Bukan Bagi Keluarga

Menurut Din, ia masih berbincang akrab dengan Jokowi meski mengajukan permohonan diri. Hal itu terjadi karena mantan Gubernur DKI itu juga maklum jika Din ingin mundur semata-mata karena pertimbangan yang baik dan bukan alasan politis atau memiliki sentimen negatif.

"Saya menyampaikan alasan ini semata-mata untuk kebaikan, kemaslahatan, terutama penunaian tugas dan kegiatan saya selama ini di luar utusan khusus yang banyak terlibat sebagai pemimpin dari organisasi atau gerakan," ujar Din.

Cerita Warga Hadiri Open House Jokowi: Motoran ke Istana dari Jam 1 Pagi, dan Boyong Sekeluarga

Lebih lanjut, Din menjamin ia juga tidak akan secara tiba-tiba merapat menjadi bagian dari tim sukses pasangan capres-cawapres tertentu usai tidak lagi bekerja kepada Jokowi. Din menyampaikan bahwa sejak dahulu, dirinya senantiasa netral saat ada perhelatan politik nasional dan malah kerap didatangi pasangan capres-cawapres yang mencari petuah.

"Sebagai Ketua Muhammadiyah dahulu, kita juga tidak mendukung salah satu paslon secara publik. Nanti calon presiden, wakil presidennya yang datang," ujar Din.

Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Pemerintah Republik Indonesia ingin meningkatkan kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia dari 51 persen menjadi 61 persen.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024