Mahasiswa di Palembang Jadi Mucikari, Tawarkan Wanita di Facebook

Ilustrasi/Pelaku prostitusi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA - Kasus human traficking kembali terungkap di Palembang, Sumatera Selatan. Anggota kepolisian Unit Perlindungan Perempuan dan Anak atau PPA Satreskrim Polresta Palembang, berhasil mengungkap kasus tersebut pada Rabu malam, 10 Oktober 2018.

Jual Jasa PSK Tarif Rp2,5 Juta, Mucikari Cantik Pangkal Pinang Ini Ditangkap dengan Barbuk

Unit PPA Satreskrim Polresta Palembang, pimpinan Kanit PPA Iptu Henny Kristyaningsih, meringkus seorang mucikari berinisial AA (23 tahun), di Hotel Mataram, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang.

AA diringkus petugas kepolisian usai mengantarkan dua orang wanita berinisial BA (23 tahun) dan EA (18 tahun), ke kamar hotel Mataram. Keduanya di antar untuk bertemu dengan lelaki hidung belang.

Modus Kontes Model, 2 ABG Belia Nyaris Berangkat Dijual jadi PSK di Balikpapan

"Jadi pelaku mucikari ini kami tangkap saat dia hendak keluar dari kamar hotel," kata Kanit PPA Iptu Henny Kristyaningsih, Kamis 11 Oktober 2018.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Henny, pelaku terlebih dahulu bertemu dan berkenalan dengan kedua wanita panggilan itu di Hotel Mataram. Lalu, kedua wanita itu meminta kepada pelaku untuk dicarikan lelaki hidung belang.

Prostitusi Online Pringsewu Terbongkar, Mucikari yang Jual PSK Muda Tarif Rp700 Ribu Diciduk

Kemudian pelaku memasarkan kedua wanita tersebut melalui media sosial Facebook dengan sebuah grup bernama Komunitas Palembang Kesepian. Kedua wanita inipun memasang tarif Rp500.000.

Namun dengan kesigapan petugas, pelaku berhasil ditangkap. Polisi yang melakukan penyamaran sebagai lelaki hidung belang, mengamankan mucikari setelah turun dari mengantarkan kedua wanita tersebut di kamar hotel.

"Jadi berdasarkan pengakuan mucikari memang begitu. Setelah kami mengetahui ini kami harus segera bergerak untuk membekuk pelaku," katanya.

Mucikari AA, warga Jalan KH Wahid Hasyim Lorong Tajur Kecamatan Seberang Ulu I Palembang, mengakui perbuatannya tersebut. Dia mengaku hanya disuruh kedua wanita panggilan itu, untuk dicarikan lelaki hidung belang.

"Awalnya itu saya berkenalan di Hotel Mataram. Saat itu mereka minta dicarikan pelanggan. Mereka meminta Rp500.000. Jadi langsung saya carikan waktu itulah pak, saya jualkan di Facebook Komunitas Palembang Kesepian," kata AA.

Tak lama kemudian, AA menerima telepon pria hidung belang yang hendak memakai kedua jasa wanita panggilan tersebut. Dia sama sekali tidak merasa curiga bahwa yang menelpon itu seorang polisi yang sedang menyamar.

"Setelah deal, baru kami janjian untuk bertemu di kamar hotel. Saya tidak tahu, ternyata yang memesan itu polisi," kata remaja semester 7 di salah satu universitas di kota Palembang ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya