Antisipasi Banjir, BPBD Sumbar Imbau Warga Tak Tidur Pulas

Pencarian korban banjir bandang Kabupaten Tanah Datar pada 15 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mengatakan, jika potensi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi diperkirakan akan terus terjadi hingga pertengahan November 2018. Kondisi ini terjadi lantaran adanya pola sirkulasi tekanan rendah di wilayah Kepulauan Mentawai. Sirkulasi tekanan rendah inilah yang memicu hujan di wilayah pesisir Sumatera Barat.

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

Mengingat sebagian wilayah di Ranah Minang rawan banjir dan longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat terutama yang tinggal di zona merah untuk tetap waspada, bahkan tidak tidur pulas ketika hujan deras terjadi pada malam hari.

"Jika hujan deras di malam hari, kami imbau untuk jangan tidur pulas. Harus ada anggota keluarga yang berjaga, melakukan peninjauan terhadap lokasi-lokasi yang biasa terjadi banjir. Harus bergantian tidur, harus ada yang piket malam, Siskamling, lihat kondisi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Rumainur, Senin malam 15 Oktober 2018.

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

Ini, lanjut Rumainur, merupakan bentuk deteksi dini dan antisipasi. Karena, banjir maupun longsor bisa terjadi kapan saja, terutama ketika curah hujan tinggi. Jika diketahui lebih dini, maka tingkat risiko dapat diminimalisir.

Terkait banjir bandang, Rumainur menjelaskan jika jauh sebelumnya, pihaknya bersama dengan Gubernur, Bupati dan Walikota Se-Sumatera Barat, sudah melakukan MoU tentang antisipasi dan penanganan bencana, khususnya banjir bandang ini. 

Setelah Dubai, Hujan Ekstrem Diprakirakan Akan Landa Arab Saudi

Banjir bandang kata Rumainur, sebenarnya bisa disiasati dengan catatan adanya dari intansi terkait dan aparat untuk meninjau atau melihat langsung kondisi hulu sungai, perbukitan atau dinding gunung dan embung-embung alami yang  apabila terjadi hujan, kemungkinan akan jebol dan akan mengenai masyarakat.

"Kalau di hulu sungai ada potongan kayu, atau kayu yang tumbang sendiri, itu sebaiknya dibersihkan. Karena, pada suatu waktu tidak akan mampu menahan debit air dan itu akan menyebabkan banjir bandang. Dan ini sudah dilakukan oleh Gubernur. Beberapa Kabupaten dan Kota juga sudah ada yang melakukan itu,"ujar Rumainur.

Terkait potensi hujan ini, BMKG menyatakan secara klimatologi saat ini terjadi kecenderungan peningkatan curah hujan akibat pola sirkulasi tekanan rendah di wilayah Kepulauan Mentawai. Wilayah yang berpotensi yakni di Pesisir Selatan, Padang, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Bukitinggi, Limapuluh Kota, hingga Solok dan Solok Selatan. Hujan diperkirakan terjadi dalam durasi panjang sekitar tiga hingga empat jam hingga pertengahan bulan November 2018.

Sebelumnya, pada 11 Oktober 2018, 11 dari 19 Kabupaten dan Kota yang ada di Sumatera Barat diterjang banjir dan longsor. Bahkan di Kabupaten tanah Datar, terdapat korban jiwa. Total, sudah ada lima korban jiwa yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. 

Hingga kini, proses pencarian terhadap para korban masih dilakukan. Bahkan, untuk membantu tim SAR Gabungan, pihak Kepolisian sudah mengerahkan anjing pelacak. Luas area pencarian pun diperluas. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya