- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa setiap wilayah di Sulawesi Tengah sejatinya memiliki tingkat kerawanan yang sama untuk mengalami bencana gempa bumi. Hal itu membuat pemerintah tidak mempertimbangkan usulan untuk memindahkan ibu kota Provinsi Sulteng dari Palu setelah kota itu dilanda gempa bumi.
"Seluruh Sulawesi Tengah itu punya potensi gempa," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Selasa 16 Oktober 2018.
Menurut JK, kondisi rawan gempa itu disebabkan Pulau Sulawesi terletak pada 'cincin api' (ring of fire) di mana gempa bumi dan letusan gunung berapi banyak terjadi. Maka, memindahkan ibu kota pemerintahan provinsi dari Palu ke wilayah lain di Sulteng bukan berarti bisa menyelesaikan masalah.
"Memindahkan ke Toli Toli juga bisa masalah, mau pindahkan ke Sigi, mau pindahkan ke Poso (sama saja), di mana pun di Sulteng itu (masuk) ring of fire," ujar JK.
Wapres menegaskan, solusi yang lebih tepat diambil untuk menyikapi kondisi Palu sebagai daerah yang rawan gempa adalah membangun rumah-rumah tahan gempa di kota itu. Solusi itu dinilai lebih ekonomis juga karena pemerintah tidak perlu menyiapkan anggaran yang lebih besar untuk memindahkan ibu kota.
"Lebih murah bangun rumah tahan gempa dibanding memindahkan seluruh ibu kota. Palu juga secara letak strategis karena ini berada di Selat Makassar," ujar JK. (ren)