Bupati Samosir Bentuk Kelas Khusus untuk 3 Anak Pengidap HIV

HIV
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Bupati Samosir, Rapidin Simbolon angkat bicara terkait tiga anak yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dia mengaku sudah menurunkan tim untuk melakukan upaya bagi ketiga bocah itu agar tetap sekolah seperti biasanya.

Rugikan Negara Rp32,7 Miliar, Mantan Bupati Samosir Dituntut 4 Tahun Penjara

Rapidin mengatakan, akan membentuk kelas khusus ketiga bocah malang tersebut, meski mereka berbeda sekolah. Satu orang bersekolah di salah satu PAUD dan dua orang anak sekolah di salah satu SD negeri Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. 

Dijelaskan Rapidin, pemda akan memberikan hak-hak anak tersebut, termasuk pendidikannya. Ada program-program yang bisa menyelamatkan masyarakat dan anak yang bersangkutan.

Sunat Bisa Turunkan Risiko Penularan HIV

"Betul, karena mereka yang punya anak khawatir. Kemudian datang dari pihak HKBP. Kami menyayangi, tapi ada konteks dan program lain yang bisa menyelamatkan dua-duanya. Kami tawarkan pendidikan khusus terhadap anak yang terpapar ini," kata Rapidin kepada wartawan di Medan, Senin 22 Oktober 2018.

"Jadi tidak bergabung dan kami buat kelas khusus. Kalau HKBP mau ya syukur, kalau tidak apa boleh buat," tuturnya.

Terpopuler: Peneliti Terorisme Cantik yang Tak Takut Mati, Kisah Haru Mantan Transgender 

Ketiga anak itu merupakan warga Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir. Mereka berstatus anak yatim-piatu. Rapidin menyebutkan, salah satunya memberikan kelas khusus untuk ketiga bocah yang terpapar HIV. Bukan tanpa alasan, hal itu merupakan cara yang paling adil untuk menyelesaikan polemik.

"Kami sayang terhadap seluruh anak-anak. Nah, sekarang ada pendapat yang berbeda, di satu sisi orangtuanya meminta jangan digabungkan anak kami dengan yang terpapar HIV," ujar orang nomor satu di Pemkab Samosir itu. 

Rapidin mengungkapkan, saat ini desakan dari masyarakat begitu meningkat agar ketiganya meninggalkan kampung halamannya dan tidak sekolah, di sekolah tersebut. Namun, dia tidak boleh gegabah dalam mengeluarkan keputusan. 

"Jadi kami selamatkan dua-duanya. Baik yang terpapar maupun siswa yang tidak. Perkembangan terakhir kemarin masyarakat sudah saya bilang jangan harus pindah saja, tunggu dan sabar. Itulah makanya supaya semua memberikan pendapat yang sejuk dan damai," tutur Rapidin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya