Basarnas Yakin Bangkai Pesawat Ditemukan Rabu Besok

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Suagi memberikan keterangan dihadapan Presiden dan keluarga korban Lion Air JT 610 saat mengunjungi keluarga korban di Crisis Centre Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Kepala Badan SAR Nasional atau Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi memastikan pemerintah serius dalam operasi pencarian dan pertolongan korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin 29 Oktober 2018.

Lion Air Buka Suara soal 2 Pegawainya Ditangkap Kasus Penyelundupan Narkoba

"Dalam operasi pencarian dan pertolongan ini, ada tiga kata kunci, pertama, kita pastikan pemerintah serius dan selalu hadir," kata Syaugi dalam Indonesia Lawyers Club pada Selasa, 30 Oktober.

Kedua, Basarnas dan para pihak seperti TNI dan Polri sepenuhnya dalam mencari korban pesawat jatuh. Ia memastikan seluruh pihak bersinergi saling membantu dan mengerahkan semua kekuatan mencari korban dan bangkai pesawat.

2 Pegawai Lion Air Ditangkap Terlibat Penyelundupan Narkoba, Begini Modusnya

Ketiga, adalah bekerja dengan hati. Bagaimana pun pemerintah maupun aparat menyadari perasaan keluarga yang berharap-harap cemas untuk mendapatkan informasi cepat dan tepat.

Syaugi meyakini dengan alat canggih MEOLUT atau Stasiun Bumi SAR Indonesia, reruntuhan pesawat dan korban dapat segera ditemukan. MEOLUT adalah alat untuk mendeteksi dini kejadian atau kecelakaan di laut juga di udara secara cepat dan akurat dengan sinyal.

Top Trending: Pertamina Bebastugaskan Karyawan Viral hingga Sosok Pimpinan Jemaah Aolia

"Saya yakin dengan alat yang kita miliki semuanya segera kita temukan reruntuhanya. Kita berharap doa, agar semua bisa segera selesai dan semua korban bisa ditemukan, dan berhasil diidentifikasi oleh pihak berwajib," ujar Syaugi.

Banyaknya serpihan yang ditemukan tercecer di laut, Syaugi enggan berspekulasi. Sebab hal itu adalah ranah dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Kami belum bisa tentukan penyebab, itu nanti dari KNKT. Tapi kita lihat tentunya ada dampak, di ketinggian dengan kecepatan tinggi dan jatuh terkena air. Kita lihat banyak serpihan itu kecil-kecil, karena jatuh," kata Syaugi.

Kini pencarian dilakukan dengan dua sektor, pertama dengan MEOLUT. Tim akan mencari setiap waktu sesuai petunjuk dari MEOLUT mengarah ke mana deteksi alat canggih itu.

"Pencarian kita bagi dua sektor dengan alat tadi, mengikuti real time arahnya ke mana. Sektor kedua dengan serpihan di atas mengikuti gelombang, serpihan ini mengarah ke timur laut. Sedangkan dengan alat yang ada di bawah mengarah ke timur dan selatan. Besok saya yakin jika barang itu ada di situ bisa segera ditemukan," ujar Syaugi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya