Soeharto dan Gus Dur Tak Masuk Calon Pahlawan Nasional

Presiden Soeharto (kanan) sewaktu masih hidup.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun ini tidak diusulkan sebagai kandidat untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

4 Jenderal yang Berani Menentang Soeharto, Keluarga Dipersulit hingga Dicopot Jabatan

Nama Soeharto maupun Gus Dur, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, tidak masuk di antara sejumlah nama yang diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada November 2018 ini.

"Ya, yang paling banyak pertanyaan itu Gus Dur dan Soeharto. Dua nama sudah berkali-kali diajukan, tetapi tahun ini tidak diajukan tim," kata Wakil Ketua Dewan Gelar, Jimly Asshiddiqie di Istana Negara, Jakarta, Kamis 1 November 2018.

Sosok 'Jenderal Pembangkang' pada Masa Rezim Soeharto, Kini Raih Pangkat Bintang 5

Tim yang dimaksud adalah Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP). Tim ini yang mengajukan nama-nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional ke Dewan Gelar. Bersama dengan Menteri Sosial, lalu daftar nama diajukan kepada Presiden RI untuk diputuskan.

Pada 2017 lalu, nama Gus Dur juga sempat masuk. Namun, akhirnya tidak dipilih. Sementara itu, nama Soeharto tetap menjadi kontroversi apakah layak dianugerahi gelar itu atau tidak, di tengah latar belakang rezim 32 tahun yang otoriter dan korupsi.

Suci Winata Istri Ke-4 Ari Sigit Melahirkan Cicit Soeharto

Jimly sendiri mengaku tidak tahu alasan dua nama mantan Presiden RI itu tidak diajukan, karena semua pembahasan di TP2GP hingga dibawa ke Dewan Gelar, di mana ada dia di berada dalamnya.

"Itu tanya ke tim TP2GP di Kemensos, tahun ini tidak diajukan," katanya.

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang juga Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan, perdebatan tetap terjadi untuk menentukan nama-nama itu. Awalnya 18 nama yang diajukan, namun dianggap terlalu banyak, sehingga diajukan hanya enam nama.

Untuk tahun ini, Ryamizard mengaku bahwa yang banyak diakomodir adalah nama-nama yang berasal dari daerah. "Ya, daerah provinsi baru," katanya.

Pada 2017, ada empat nama yang diputuskan mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Melalui Keppres Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Presiden Joko Widodo menetapkan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid tokoh asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Laksamana Malahayati (Keumalahayati) dari Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah (Kepulauan Riau) dan Lafran Pane (Yogyakarta) sebagai Pahlawan Nasional. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya