Era Jokowi Ada Hari Santri Nasional, Bukti Pemerintah Akui Peran Ulama

presiden jokowi deklarasikan hari santri nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Pemerintah menetapkan setiap tanggal 22 Oktober menjadi peringatan Hari Santri Nasional. Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan terbitnya Keputusan Presiden Hari Santri Nasional 22 Tahun 2015 menjadi bukti nyata negara mengakui peran ulama dan santri.

Terungkap Sumber Ilmu Ramalan yang Dimiliki Jayabaya, Ternyata Berasal dari Ulama Ini

Basarah menekankan dalam sejarahnya, ulama dan santri punya peranan penting dalam proses kemerdekaan RI. Ia pun menegaskan Hari Santri Nasional bukan hanya milik Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Hari Santri Nasional bukan hanya milik NU dan Muhammadiyah semata, melainkan milik umat Islam Indonesia yang mencintai NKRI dan Pancasila," kata Basarah di Jakarta, Rabu, 7 November 2018.

Apa Hukum Adzan Pada saat Penguburan Jenazah? Ini Kata Ustaz Khalid Basalamah

Basarah yang juga Wakil Sekjen PDIP ini mengatakan partainya siap bekerjasama dengan dua ormas terbesar yaitu Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah. Kepentingan utama yaitu untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila.

Kemudian, dia menyebut kerjasama NU dan Muhammadiyah sudah terjalin sejak lama. Dua ormas ini dinilai sudah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga NKRI.

Memajang Foto Ulama di Rumah, Bagaimana Hukumnya? Ini Kata Buya Yahya

"Baik NU dan Muhammadiyah memberikan kontribusi nyata dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia," jelas Basarah.

Lalu, ia menyinggung peran dari figur proklamator Presiden RI ke-1, Soekarno atau Bung Karno. Kata dia, sebagai tokoh nasionalis, Soekarno punya hubungan erat dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Sejarah juga mencatat bahwa pendiri Muhammadiyah Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah guru dari Bung Karno," kata Basarah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya