Tak Hanya Pembalut, Popok Bayi hingga Jamur Kotoran Sapi Dipakai Mabuk

Ilustrasi sapi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Sejumlah kalangan remaja melakukan berbagai cara menyimpang untuk mendapatkan sensasi mabuk. Selain memakai air rebusan pembalut bekas yang ramai akhir-akhir ini, mereka juga memakai popok bayi hingga jamur kotoran sapi.

Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?

Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Suprinarto mengungkapkan, penyalahgunaan mengonsumsi obat-obatan dan cara tertentu untuk mendapatkan sensasi seperti memakai narkotika, memang lama terjadi dan jumlahnya marak. 

Penyebutan untuk masing-masing daerah pun sangat beragam. "Selain memakai pembalut yang ramai saat ini ada banyak lagi. Ada yang pakai lem, jamur kotoran sapi hingga barang yang dijual legal seperti obat batuk cair yang diminum banyak, " ujar Suprinarto kepada VIVA, Kamis, 6 November 2018.

Begini Pengakuan Chandrika Chika ke Keluarga Soal Menggunakan Narkoba

Tak hanya itu, para remaja khususnya anak-anak jalanan di pinggiran kota juga didapati memakai popok bayi untuk direbus lalu dikonsumsi airnya. Meski awalnya kerap memakai popok bekas, namun kemudian berkembang dengan memakai popok baru. 

Berbagai temuan itu, lanjut Suprinarto, diungkap oleh petugasnya selama beberapa tahun terakhir. Meskipun tidak menyeluruh di tiap daerah di Jawa Tengah namun dari sampel, penyimpangan ini rata-rata didominasi anak-anak jalanan.

Ditangkap Pakai Ganja Bareng Chandrika Chika, Jeixy Dipastikan Bukan Atlet e-Sports Lagi

"Kami periksa satu dua orang. Mereka memiliki kelompok. Ketika ditanya ada 6-10 orang. Paling banyak daerah Timur Jawa Tengah. Pati, Rembang, Purwodadi. Apakah menyeluruh di semua daerah kita lihat saja di mana aja anak-anak jalanan itu," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan, pemakaian pembalut wanita, popok bayi hingga jamur kotoran sapi itu mampu memberikan efek nge-fly dan kemantapan bagi pemakainya. Efek itu, menurut Suprinarto, seperti halnya saat mereka memakai narkotika.

"Pengakuan mereka katanya memiliki rasa kemantapan. Bahkan katanya cari pembalut yang ada sayapnya itu lebih kerasa. Kita enggak tahu apa bedanya, apa sebenarnya yang membuat beda isinya atau pola pikir mereka," ujarnya. (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya