5 Nelayan Tiada Kabar usai Dibui di Malaysia, Ternyata di Penampungan

Lima nelayan asal Langkat, Sumatera Utara, yang sempat dipenjara di Malaysia dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, pada Kamis, 8 November 2018.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Lima nelayan asal Sumatera Utara yang sempat dipenjara di Malaysia akhirnya dipulangkan ke Indonesia. Mereka habis menjalani hukuman di Negeri Jiran namun tak segera dipulangkan dan ternyata tertahan lebih sebulan di sebuah tempat penampungan.

Dukung Target Produksi KKP, Produsen Seafood Aruna Siap Perluas Pasar hingga Varian Produk

Kelima nelayan, yang dipulangkan dan difasilitasi oleh senator Parlindungan Purba, tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis, 8 November 2018.

Mereka yakni, Yusuf Ismail, Riduan Nazri, Musahirin Armansyah, Saparudin Juriansyah, dan Rusli Imam. Semua warga Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Mereka ditangkap otoritas Malaysia saat menangkap ikan di wilayah perairan negara itu awal Maret 2018.

Somalia: dari Nelayan Menjadi Bajak Laut, Kisah Pilu di Lautan Anarki

Kelima nelayan divonis bersalah atas tuduhan melanggar batas perairan. Mereka sudah menjalani masa tahanan dan bebas sejak 26 September 2018 namun tak segera dipulangkan. 

Setelah menjalani hukuman, para nelayan itu putus komunikasi dengan keluarga. Lalu Parlindungan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia. Akhirnya, mereka diketahui berada di tempat penampungan di Johor, Malaysia.

Begini Detik-detik Nelayan Gondol Hiasan Emas di Kubah Masjid Buru Maluku

"Minggu lalu saya ke Langkat, di sana keluarga dari para nelayan ini mengadu tidak tahu keberadaan mereka padahal sudah menghabiskan masa tahanan. Akhirnya, keberadaan mereka diketahui dan difasilitasi pemulangannya," kata Parlindungan.

Masih ada lima nelayan lain asal Langkat yang baru-baru ini ditangkap oleh aparat keamanan Malaysia karena tuduhan yang sama. Parlindungan masih berupaya bernegosiasi untuk segera memulangkan mereka.

Dia mendorong agar pemerintah Indonesia terus memberikan sosialisasi kepada para nelayan mengenai batas perairan. Pemerintah juga diminta untuk memfasilitasi mereka dengan peralatan Global Positioning System (GPS) sehingga tidak memasuki wilayah perairan negara lain.

"Karena kita kasihan, para nelayan ini kan keterampilannya cuma melaut. Salah satu solusi lain mungkin mendorong agar mereka juga dilatih dengan keterampilan lain seperti menjadi nelayan tambak," ujar  Parlindungan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya