Mahasiswa Blokir Akses Jalan Bandara Sultan Babbulah Ternate

Mahasiswa tutup akses jalan ke Bandara Sultan Babbulah Ternate.
Sumber :
  • Ifan Gusti/VIVA.co.id

VIVA – Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Provinsi Maluku Utara, Senin 19 November 2018 menggelar aksi untuk menuntut penurunan harga komoditas kopra. Aksi diwarnai blokir akses lalu lintas Bandara Sultan Babbulah Ternate.

Apresiasi kepada Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia yang Pantang Menyerah

Aksi tersebut pun diwarnai dengan pembakaran ban di akses jalan utama menuju Bandara Sultan Babbulah, sehingga mengakibatkan akses lalu lintas menuju bandara lumpuh selama 5 jam.

Ribuan mahasiswa itu berunjuk rasa terkait anjloknya harga komoditas kopra di Maluku Utara yang tembus hingga ke level terendah yakni Rp2.800 per kilogram. Sejak 2018, harga komoditas unggulan Maluku Utara itu mengalami penurunan hingga empat kali.

Semangat Kartini, Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan Terus Didorong

Hal itu, membuat sebagian petani kelapa tak bisa lagi mengelola hasil kelapa mereka dan beralih profesi ke mata pencarian lain.

Mengawal aksi mahasiswa, Polres Ternate dan Polda Maluku Utara mengarahkan tiga peleton pengendali massa dan sejumlah mobil taktis untuk mencegah mahasiswa melakukan gerakan anarki serta perusakan objek vital. 

Percakapan Terakhir Mahasiswa STIP dan Senior Sebelum Dianiaya

"Kami terjunkan sebanyak 1 peleton Dalmas dan penambahan 2 peleton dari Polda Malut, dikarenakan informasi ada mahasiswa lain dari berbagai universitas akan bergabung," ujar Kepala Operasional Polres Ternate Ajun Komisaris Polisi (AKP) Isak Tanlain. 

Sementara itu, pihak Bandara Babbulah terpantau melakukan patroli di dalam kawasan bandara mencegah mahasiswa menerobos masuk bandara seperti kejadian beberapa tahun silam saat menggelar aksi tolak kenaikan harga BBM.

Pantauan VIVA, selain di Ternate, aksi juga digelar di Kabupaten Halmahera Utara. Di sana, ratusan petani menggeruduk kantor bupati dan membakar ban bekas lantaran mereka kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak pro petani. Massa membawa tanaman kelapa dan membuang di halaman kantor bupati.

Laporan: Ifan Gusti

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya