Reuni 212 Undang 250 Tokoh Ulama hingga Ketua DPR-MPR

Sebuah forum diskusi tentang rencana kegiatan reuni alumni 212 di Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Desember 2018.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA – Ketua Persaudaraan Alumni 212 sekaligus penanggung jawab kegiatan reuni 212, Slamet Maarif, mengatakan acara yang diselenggarakan pada Minggu, 2 Desember di Monas itu terbuka untuk umum. Setidaknya undangan tertulis telah dikirimkan kepada 250 ulama serta Ketua DPR dan MPR. 

Ijtima Ulama untuk Tentukan Dukungan Pilpres 2024 Akan Digelar 18 November 2023

Slamet memang tidak menyebutkan rinci nama dari Ketua DPR, Wakil Ketua DPR serta Ketua dan Wakil Ketua MPR yang diundangnya itu. 

"Untuk undangan tertulis kita kirim sekitar 250 tokoh ulama yang kita berikan undangan tertulis, termasuk pimpinan DPR dan MPR, kita tidak melihat partai apa pun," ujar Slamet dalam diskusi Polemik Radio Trijaya di Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Desember 2018.

Kedubes AS Siang Ini Digeruduk Ribuan Massa FPI hingga PA 212, Demo Bela Palestina

Slamet mengatakan, reuni 212 terbuka untuk umum bagi siapa pun yang hendak hadir, termasuk calon presiden. Bahkan pengumuman acara dibuka untuk umum pun sudah disebarkan melalui stiker dan meme  telah dibuat panitia.

Terbuka untuk umum itu adalah reuni tidak hanya ditujukan kepada peserta aksi 212 yang berlangsung pada 2017. Tidak menutup kemungkinan jika ada masyarakat yang tidak pernah ikut acara itu tetapi berkeinginan yang sama dengan gerakan 212 dan ingin hadir. 

PA 212, GNPF Ulama, hingga FPI Tak Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Ini Alasannya

“Walaupun 212 di 2016 enggak hadir tapi memiliki spirit yang sama, betul ikhlas, berjuang, tegakkan keadilan, kita persilakan datang. Terbuka untuk umum, dari pengamen sampai calon presiden," katanya.

Slamet juga mengatakan telekonferensi dari sejumlah negara akan dilakukan saat reuni iti. Dia pun menyebutkan telekonferensi akan dilakukan dari Asia, Eropa, Amerika dan sudah terdapat massa yang datang dari Jerman dan tiba di Jakarta. 

Menurut Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, reuni itu murni sebagai ajang silaturahmi. Dia membantah ada agenda lain. “Tidak perlu dianggap sebagai acara yang menakutkan kecuali baper, acara ini acara persatuan umat Islam," ujarnya.

Yusuf berharap supaya reuni ini tidak hanya berlangsung satu kali saja tetapi dapat terus terjadi setiap tahun. “Yang kita tuntut kepada yang hadir agar damai, sejuk," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya