Pos TNI di Yigi Diserang OPM

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu, 5 Desember 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

VIVA - Terjadi baku tembak antara anggota TNI Kodam XVII/Cenderawasih dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua. Baku tembak terjadi pada Selasa, 11 Desember 2018, sekitar pukul 06.15 WIT.

Pratu Herianto, Korban Kebiadaban Teroris OPM Diterbangkan ke Timika

Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan Pos TNI yang baru di bentuk di Yigi pasca terjadinya pembantaian terhadap puluhan Karyawan PT. Istaka Karya di Puncak Kabo Distrik Yigi, 2 Desember lalu mendapatkan serangan dari kelompok separatis.

"Arah serangan dari arah barat dari atas ketinggian jarak sekitar 500-600 meter dari pos TNI, kondisi medan rimbun tertutup pohon-pohonan. Anggota TNI yang ada di pos berusaha membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Desember 2018.

Gerombolan KST Berulah Kembali, Bakar Honai Milik Masyarakat di Papua

Mendapatkan serangan, kata Aidi, prajurit TNI bukannya lari meninggalkan pos, tetapi separuh kekuatan berusaha melakukan pengejaran ke arah datangnya serangan dipimpin oleh Dan Pos Lettu Inf Ardan. Sedangkan sisanya mengamankan pos dan mengikat tembakan.

KKSB melarikan diri secara terpencar masuk hutan sesekali melancarkan serangan. Namun, pasukan tetap melakukan pengejaran dengan memanfaatkan jejak KKSB yang ditemukan.

Upacara Militer Iringi Pemulangan 3 Jenazah Prajurit TNI dari Papua

"Akibat serangan tersebut dilaporkan bahwa dua orang prajurit mengalami luka tembak. Korban atas nama Pratu Budi luka tembak di Bahu dan Praka Aswad luka ringan di pelipis karena recosed amunisi," katanya.

Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban melalui jalur darat dari Yigi ke Mbua selanjutnya nanti akan dievakuasi melalui jalur udara menggunakan Helikopter dari Mbua ke Wamena.

Belum diketahui dari pihak KKSB apakah ada jatuh korban atau tidak, karena jarak yang cukup jauh dengan kondisi medan ekstrim dan tertutup. Namun pada saat kontak tembak, prajurit berusaha membalas tembakan secara terarah dan terbidik.

Faktor kesulitan tentunya adalah kondisi geografis yang sangat ekstrim dan penguasaan medan. Kelompok KKSB sudah sekian lama hidup di medan tersebut, mereka dapat menyusuri hutan tampa sarana kompas dan peta atau alat bantu lainnya.

"Namun demikian kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat prajurit dalam pelaksanaan tugas dengan memanfaat segala sarana dan kemampuan yang dimiliki," katanya.

Aidi menambahkan, situasi saat ini di Yigi setelah TNI menempatkan Pos di daerah tersebut, masyarakat yang tadinya lari berlindung ke hutan sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung.

Sesuai data yang berhasil dihimpun bahwa pelaku KKSB pimpinan Egianus Kogoya bukan berasal dari Yigi, kalaupun ada jumlahnya hanya beberapa orang. Sedangkan Egianus Kogoya sendiri sesuai dengan data berasal dari Distrik Mapenduma.

Hal ini diperkuat berdasarkan keterangan dari saksi yang selamat bahwa pada saat kejadian warga Masyarakat asli di Distrik Yigi berusaha mencegah KKSB melakukan tindakan keji tersebut.

Bahkan saat KKSB melaksanakan penyisiran ke kampung-kampung, warga asli Yigi berusaha melindungi warga pendatang yang sedang melakukan pekerjaan beberapa bangunan di Yigi. Mereka memberitahukan kepada para pekerja agar segera lari menyelamatkan diri ke hutan karena KKSB sedang mencari dan akan menangkap mereka. (jhd).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya