Cerita Kepala Suku di Wamena: Dulu Kami Takut Kalau Ada TNI-Polri

Suku Wamena Papua
Sumber :
  • vivanews.com

VIVA – Kepala Suku Lani, Wamena, Maximus Lani mengapresiasi kerja Binmas Noken Polri yang memberikan beberapa program untuk mendorong ekonomi masyarakat Papua. Dia bercerita mengenai awal mula perkenalannya dengan anggota polisi Binmas Noken.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

Awalnya, Maximus mengaku takut dengan anggota TNI dan Polri. Ia mengatakan, jika melihat anggota yang mendatangi tempatnya itu, dalam pemikirannya adalah suatu masalah.

"Dulu, kami takut kalau ada TNI atau Polri. Pasti, kalau ada mereka itu ada masalah. Tapi sekarang, hadirnya Binmas ini, masyarakat kami sangat disentuh langsung dan kami terbantu secara ekonomi. Kami mulai perlahan menerima kehadiran polisi dan TNI bukan ancaman," kata Maximus di acara diskusi 'Papua Setelah Operasi Namengkawi' di Hotel Diradja, Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa 11 Desember 2018.

Pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Puncak Papua Terancam Tak Maksimal

Dia beralasan takut, karena kehadiran para anggota merupakan trauma masa lalu. Namun, saat ini dirinya malah merasa terbantu dengan hadirnya polisi.

Maximus menjelaskan, di sana masyarakat diberikan pembelajaran mengenai peternakan, pertanian, dan pendidikan seperti membaca buku, serta menulis. Dia pun mengaku diajarkan bagaimana cara berladang di satu lahan, tanpa harus berpindah-pindah oleh Satgas Binmas Noken.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

"Diajarkan cara bertani yang baik, beri ilmu pertanian yang standar, yang bagus, yang tidak putus di sini," jelasnya.

Kemudian, ia pun mengapresiasi Binmas Noken Polri yang memberikan dukungan dalam bertanam tanpa mesti pindah tempat.

"Dulu itu sering berpindah-pindah lahan, tetapi sekarang ada Binmas, kami bisa mengelola lahan itu untuk tumbuh bibit-bibit. Setelah panen pertama habis, kami bisa tanam lagi tanpa pindah lahan. Jadi, Binmas bilang itu tanah yang bekas tanam disekop, lalu dibalikkan ke bawah, lalu bisa ditanam lagi," katanya

Maximus memberikan contoh, saat itu masyarakat Wamena hanya mengandalkan kol, ubi-ubian, wortel, bayam, dan labu siam sebagai komoditas sayur mayur produksi mereka. Tetapi, Binmas Noken mengajari jenis sayuran lainnya juga dapat tumbuh subur di Wamena.

"Dulu itu kami cuma bisa dapat sayuran kol, wortel, ubi-ubian, bayam, labu siam. Itu saja kalau panen. Sekarang, kami bisa dapat juga bawang merah, putih, kangkung cabut, semangka, kacang panjang. Dulu, semangka kami harus tunggu datang dari Jayapura, karena diberi tahu bagaimana menghasilkan banyak sayur," ucapnya.

Dia juga menyebut penghasilannya saat ini meningkat, berdasarkan kemampuannya membeli bibit di tanaman di toko. Menurutnya, ada perbandingan jauh saat sebelum diberikan pelatihan Binmas Noken dengan saat ini, setelah diberikan pendidikan pertanian.

"Selama ini, kalau soal pengelola uang, kami belum bisa mengelola. Kami tahu penghasilan meningkat kalau dapat uang, ada modal untuk beli bibit lagi," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya