Brimob Punya Pasukan Kimia Biologi Radioaktif, Disiagakan Saat Natal

Komandan Satuan KBR Pasukan Gegana Brimob Komisaris Besar Polisi Desman S Tarigan, di Markas Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu, 12 Desember 2018.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Korps Brigade Mobile atau Brimob Polri memperkenalkan unit khusus baru mereka yang disebut pasukan kimia biologi radioaktif. Nama resminya Satuan KBR (Kimia Biologi Radioaktif) Pasukan Gegana, yang khusus menanggulangi ancaman teror berwujud kimia biologi radioaktif, terutama dalam pengamanan VVIP.

Ending Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Israel Rugi Rp 16,3 T Tahan Serangan Iran

Satuan khusus itu, menurut Komandan Satuan KBR Pasukan Gegana Brimob Komisaris Besar Polisi Desman S Tarigan, disiagakan dalam rangkaian pengamanan perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Berbagai potensi kerawanan dipetakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Desman mengaku, sejauh ini memang belum menemukan atau ada laporan ancaman keamanan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, biologi maupun radioaktif; kalau di sejumlah negara lain sudah ada. Tetapi, katanya, Indonesia tetap harus mengantisipasinya dan siap-siaga.

Dave Laksono: Bentrok TNI AL vs Brimob Polda Papua Barat Harus Diselidiki Sampai Tuntas

“Kami berharap peralatan kita makin baik karena bahan-bahan KBR ini, kan, tidak bisa dengan mata terbuka, harus alat khusus, yang harganya cukup mahal. Dan ini tidak bisa berjalan sendiri, harus melibatkan pihak-pihak terkait,” katanya di Markas Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu, 12 Desember 2018.

Secara umum, kata Desman, satuannya siap bekerja dan selalu siaga, termasuk mendukung pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru. "Kita punya strategi jemput bola: sebelum terjadi, kita lakukan pencegahan. Kita punya 157 personel. Di setiap Satuan Brimob di wilayah polda juga kita punya (pasukan),” ujarnya.

TNI dan Polri Minta Maaf kepada Masyarakat atas Bentrok Prajurit AL dan Brimob di Sorong

Bahaya Bencana

Selain aksi kriminal yang berkaitan dengan penggunaan kimia biologi radioaktif, hal yang diperhatikan pasukan khusus itu bencana alam yang berdampak pada kawasan industri dan rumah sakit. Sebab, misal di satu wilayah ada kawasan industri, bencana alam berisiko merusak bahan-bahan kimia di dalamnya.

Selain berkoordinasi dengan pemerintah dan para pakar, Satuan KBR Pasukan Gegana juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hal itu untuk pemetaan daerah-daerah yang dianggap rawan bencana.

Unsur Pengarah BNPB, Bambang Munadjat, mengatakan bahwa sebelum penindakan, harus mengenali dahulu potensi-potensi. “Kita tahu ada beberapa konsentrasi industri yang menghasilkan dan membuang limbah. Nah, BNPB selalu berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk menanggulangi persoalan itu,” katanya.

Ketika disinggung ada berapa lokasi yang dianggap rawan bencana dan berdampak pada zat berbahaya kimia biologi radioaktif, Bambang mengaku, hal itu berkaitan dengan bidang geologi. Satu hal yang pasti, katanya, wilayah geografis Indonesia terletak di atas lempeng-lempeng Bumi yang berpotensi gempa setiap saat.

"Kalau persisnya itu bisa ditanyakan Badan Geologi. Intinya sangat dinamis, dan kita tidak tahu persis. Yang harus diwaspadai adalah daerah mana saja yang rawan dan industri apa saja yang ada di situ,” katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya