Isu Penyerang Polsek Ciracas Diduga TNI, Polri: Itu Judgement Sumir

Anggota kepolisian mengatur lalu lintas di depan Polsek Ciracas yang dirusak dan dibakar oleh massa di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kahfie Kamaru

VIVA – Pihak kepolisian masih terus mendalami dugaan motif penyerangan massa ke Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan pihaknya tak bisa buru-buru membuat kesimpulan siapa sebenarnya massa yang merusak dan membakar Polsek Ciracas.

2 Polisi Gugur Ditembak KKB di Paniai, Senpi AK-47 Dicuri

Terkait isu dugaan oknum TNI di balik kejadian itu, Dedi menegaskan hal itu belum bisa dibuktikan. Ia menekankan pihak kepolisian akan profesional dalam kasus ini.

"Dalam kasus ini, penyidik lebih baik melepas 1.000 orang bersalah daripada kita menahan satu orang yang tidak bisa dibuktikan. Apalagi kalau kita buru-buru buat kesimpulan, langsung mempublish. Itu memberikan judgement yang sangat sumir. Jadi tolong kasih kesempatan tim untuk bekerja," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Kamis 13 Desember 2018.

Soal Penyerangan Polres Jayawijaya oleh Oknum Anggota TNI, Begini Respons Polri

Maka itu, pihak kepolisian tidak bisa seenaknya membuat kesimpulan tanpa ada pembuktian secara ilmiah. Tim gabungan yang sudah dibentuk hingga kini masih menganalisa seluruh alat bukti. Kemudian mengidentifikasi seluruh informasi yang didapat.

Identifikasi ini seperti apa saja yang sudah dirusak dan dibakar, kemudian kantor yang rusak dianalisa. Lalu perusakan dilakukan pakai alat apa, serta berapa kendaraan yang dibakar dan menggunakan alat membakarnya.

5 Oknum Anggota TNI Jadi Tersangka Penyerangan Polres Jayawijaya, Pangdam: Mereka Ini yang Terlibat

"Semuanya akan dianalisa. Apakah ada jejak dari pelaku yang tertinggal di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kalau ada, itu akan lebih mudah bagi tim penyidik untuk mengidentifikasi alat yang digunakan ini, apakah alat yang digunakan untuk keseharian, itu pertama," jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, dari Tim Inafis akan melihat mulai rambut, bentuk wajah, mata telinga hidung dan mulut massa dari data yang mereka dapat tadi. Kalau ada titik kesesuaian di sana, kemudian pihaknya akan melihat dari database Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

"Ketemu nanti, baru di situ akan terurai identitasnya dari nama, pekerjaan, alamat di mana, itu harus dikumpulkan dulu oleh penyidik. Kita tidak boleh buru-buru dalam kasus ini," ucapnya.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo

Lebih lanjut dia mengatakan, tim gabungan yang menangani kasus ini tidak melibatkan pihak TNI. Adanya kehadiran Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto ke Polsek Ciracas pada Selasa 12 Desember 2018, malam tak lama usai keributan bukan karena adanya dugaan keterlibatan oknum TNI. Hal itu tak lain adalah guna menyejukkan suasana di sana.

Tak lama usai perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas, beredar pula kabar kalau ada perusakan dan sweeping yang diduga dilakukan oknum TNI mencari pelaku pengeroyokan koleganya di kawasan Pertokoan Arundina,Cibubur, Jakarta Timur. Rumah para pelaku disebut dirusak bahkan ada warga tak terlibat juga kena imbas. Diduga kasus pengeroyokan itu masih ada kaitannya dengan kasus perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas.

Terkait hal ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menambahkan belum ada laporan soal itu. Jika benar ada yang merasa jadi korban bisa membuat laporan saja di polisi.

"Kita masih mendata silakan melaporkan. Kita masih menunggu apakah ada laporan atau tidak ya," kata Argo menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya