Sungai Batanghari Meningkat, Warga Khawatir Penyakit Datang

Banjir di wilayah Jambi, Sabtu, 15 Desember 2018.
Sumber :
  • VIVA/Syarifuddin Nasution

VIVA – Air sungai Batanghari, semakin hari semakin meningkat ke daratan hingga sampai menyentuh jalan lintas raya.

Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat

Sungai terpanjang di Sumatera ini, sedikit lagi diperkirakan menenggelamkan rumah warga. Air banjir ini sudah lebih dari empat meter tingginya. Namun, sampai saat ini tidak ada satupun pemerintah setempat memberi tanggap darurat dan pengungsian terhadap warga.

Dari pantauan VIVA. Sabtu 15 Desember 2018, ada ribuan rumah warga Jambi mulai kabupaten/kota Jambi, terkena banjir dari luapan air sungai Batanghari. Sebagian warga kebingungan, dan tak tahu harus mengungsi ke mana, karena takut air terus meningkat.

5 Tips Merawat Kucing Peliharaan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit

Warga khawatir, debit air yang meninggi tak hanya menyebabkan rumah mereka akan terendam, tetapi juga penyakit yang biasanya muncul saat banjir tiba. 

Santi, warga Kecamatan Pelayangan, menyebutkan sudah seminggu air sungai meluap ke daratan. Air yang awalnya kecil sampai akhirnya meningkat dan hampir masuk rumah. Santi mengaku khawatir, penyakit berjangkit di keluarganya dan warga lainnya akibat luapan air tersebut.

Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas

"Sangat dalam banjirnya, ketakutan kami penyakit datang menyentuh keluarga kami dan warga lainnya seperti penyakit gatal-gatal," jelasnya Sabtu.

Meski belum menyentuh rumah, namun debit air yang terus meningkat membuatnya khawatir dan meminta pemerintah menyediakan tempat pengungsian. 

"Kalau sempat rumah ini tidak rumah panggung, pasti sudah tenggelam rumah. Hanya saja, ini rumah panggung tinggi, namun air tetap saja hampir menyentuh dalam rumah," cetusnya.

Begitu juga Amri, warga Olak Kemang mengatakan banjir beberapa hari terjadi sangat mengganggu aktifitas ekonomi. Sebelumnya, jalan bisa dilewati pakai kendaraan motor dan mobil namun saat ini tidak bisa lagi.

"Saya dan warga lainnya, hanya bisa beraktivitas pakai perahu," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya