- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Bulan Karunia Rudianti (11 tahun) boleh saja kekurangan secara fisik. Tapi soal prestasi, siswi kelas IV SDN 88 Kota Pekanbaru, Riau, itu tak kalah dengan teman-teman seusianya yang normal jasmani. Sejak kelas I, Bulan tak turun dari rangking dua. Tidak hanya itu, dia juga jago berbahasa Inggris.
“Kalau bahasa Arab masih belajar,” katanya di kantor IBS Tour Travel and Umrah Jalan Kanginan Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 17 Desember 2018
Belajar Bahasa Inggris, Bulan tak punya guru khusus. Dia juga tak ikut kursus. Gadis rupawan berjilbab itu melatih kemampuan ber-casciscus Inggris melalui aplikasi YouTube dan game online. “Bulan sering nonton YouTube, terus waktu main-main game (berbahasa Inggris), Bulan dengerin, cari tahu, pahami, terus Bulan praktekan,” katanya bercerita.
Bulan mengaku memanfaatkan aplikasi penerjemah Bahasa di Google untuk mengetahui arti kata per kata dari video Bahasa Inggris yang dilihat di YouTube maupun game online.
“Terus Bulan juga berbicara dengan orang luar negeri, dari Amerika, Inggris, ada juga dari Turki teman Bulan. Kalau Bahasa Arab kurang (fasih), masih mau belajar,” ujarnya.
Ibu Bulan, Purwanti, mengatakan bahwa anaknya pintar berbahasa Inggris dengan cara belajar secara otodidak. Dia tidak pernah mengikutkan bungsunya itu belajar di tempat kursus bahasa.
“Kalau di sekolah dia selalu juara dua. Kalau Bahasa Inggrisnya belajar otodidak. Dia juga pintar menggambar dan melukis,” katanya.
Bulan adalah bungsu dari pasangan suami-istri Rudi Arifin-Purwanti kelahiran Pekanbaru, Riau. Namanya jadi sorotan pada Maret 2018 setelah menulis surat ke Presiden Joko Widodo dan meminta kursi roda.
Surat itu direkam dan videonya jadi viral di media sosial. Presiden tersentuh lalu memberikan apa yang diinginkan bocah manis tersebut.
Tidak hanya itu, Bulan juga diundang Presiden Jokowi saat pembukaan Asian Para Games 2018 beberapa bulan lalu. Kala itu, tingkah lucu Bulan terekam saat memanggil Jokowi agar turun dari kursi VVIP dan bergabung di atas panggung. Presiden, Bulan dan beberapa atlet penyandang disabilitas kemudian beraksi memanah. Sejak itu gadis inspiratif itu kian dikenal. (lis)
