VIVAnews - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyatakan protes atas keputusan Lembaga Sensor Film (LSF) yang melarang peredaran film “Balibo Five”.
Film tersebut rencananya diputar pada Jakarta International Film festival (Jiffest) ke-11 tahun 2009.
"Keputusan LSF tersebut bertentangan dengan prinsip kebebasan berekspresi, kebebasan berapresiasi dan tidak menghormati hak masyarakat untuk tahu," Koordinator Advokasi, Margiyono, dalam rilisnya kepada VIVAnews, Rabu 2 Desember 2009.
Alasan bahwa “membuka luka lama” konflik Indonesia dengan Australia, serta Timor Leste, dianggap berlebihan.
"AJI Indonesia menduga, pelarangan film tersebut sangat politis karena film tersebut mengungkap pelanggaran HAM oleh tentara Indonesia berupa pembantaian lima jurnalis asing di Balibo, Timor Leste pada 1975," tambah Margiyono.
"Pelarangan film tersebut terkesan untuk menutup-nutupi keterlibatan sejumlah perwira Indonesia dalam pembantaian jurnalis itu," tambah dia.
AJI Indonesia meminta agar pelarangan film “Balibo Five” dicabut. Sebab, pemutaran film ini penting untuk memberikan informasi kepada publik Indonesia mengenai peristiwa tersebut dari sudut pandang lain dari apa yang disampaikan pemerintah Indonesia selama ini.
AJI Indonesia menilai, penayangan fim tersebut sangat berguna untuk mengingatkan semua pihak agar menghormati jurnalis yang tengah meliput.
"Film tersebut juga menjadi peringatan bahwa pembunuhan terhadap jurnalis harus diusut tuntas, pelakunya harus diadili," tegas Margiyono.
Film “Balibo Five” dibuat oleh sutradara Australia, Rob Conolly. Film ini diangkat dari kisah terbunuhnya lima jurnalis di Balibo, wilayah perbatasan di Timor Leste pada tahun 1975, saat meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Leste. Lima wartawan asal Australia, Selandia Baru, dan Inggris itu adalah Greg Shackleton, Brian Peters, Malcolm Rennie, Gary Cunningham, dan Tony Steward.
Pemerintah Indonesia mengatakan, kelimanya tewas karena terjebak di medan peperangan. Namun, pengadilan koroner di negara bagian Australia, New South Wales, mengatakan kelima wartawan tersebut dibunuh oleh tentara Indonesia.
VIVA.co.id
5 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Seorang pedagang siomay dipergoki warga karena kedapatan mencuri celana dalam (CD) wanita. Pria bernama Jeri (32) itu mengaku sudah mencuri ratusan celana dalam wanita.
Kepolisian menetapkan seorang mahasiswa senior dari Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) berinisial TRS (21) sebagai tersangka kasus penganiayaan, terhadap mahasiswa STIP
Sangat penting bagi setiap negara untuk memiliki kekuatan militer ini agar bisa melindungi dan mempertahankan kedaulatan negaranya dari ancaman dari dalam dan luar.
Anies Baswedan, mantan calon presiden dari Koalisi Perubahan, membantah kabar soal tawaran pembentukan Partai Perubahan dengan logo burung hantu,
Aksi UI Tiru AS Gelar Kamp Palestine Solidarity untuk Penghentian Perang di Gaza Banjir Dukungan
Dunia
5 Mei 2024
Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) secara resmi mendukung inisiatif sivitas akademika Universitas Indonesia (UI), yang mulai memasifkan protes dan solidaritas terh
Selengkapnya
Partner
Alasan Kenapa Banyak Negara yang Menggunakan Jasa Akatsuki di Naruto, Benarkah untuk Cuci Tangan?
Gadget
12 menit lalu
Akatsuki, kelompok kriminal dalam Naruto, diminati karena solusi cepat dalam konflik, harga terjangkau, dan reputasi tak pernah gagal dalam memberikan layanan ninja berku
Menemukan video-viral terbaru di Yandex Browser Jepang memang bisa menjadi pengalaman yang menghibur. Berkat kemajuan teknologi, mengakses konten hiburan dari Jepang
Netflix Household merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk berbagi akun Netflix dengan orang lain di satu rumah. Berikut cara mengatasi Netflix Household.
Alasan Mengapa Boruto Bisa Kuasai Tiga Elemen Alam Sekaligus!
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Boruto menguasai tiga elemen alam: Angin, Petir, dan Air. Warisan genetik dari Naruto, Hinata, dan neneknya, Kushina, memberinya keunikan yang menonjol di dunia ninja.
Selengkapnya
Isu Terkini