Jalan di Kabupaten Agam Mendadak Amblas dan Membentuk Lubang Dalam

Jalan alternatif amblas di kawasan Jorong Bukit Malanca, Kabupaten Agam, Sumbar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Jalan alternatif di kawasan Jorong Bukit Malanca, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mendadak amblas. Kondisi jalan yang amblas itu membentuk rongga lubang dengan kedalaman sekitar tujuh meter, berdiameter dalam lima meter serta diameter atas 50 cm tepat di badan jalan.

Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Terjang Permukiman Warga

Pihak kepolisian saat ini sudah menempatkan rambu peringatan dan berkoordinasi dengan satuan wilayah pihak terkait untuk menentukan langkah perbaikan. Rambu tersebut dipasang untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa.

"Jalan amblas diperkirakan terjadi pada Senin kemarin sekitar pukul 11.00 WIB saat hujan deras. Belum diketahui penyebabnya, masih dalam penyelidikan," kata Kasatlantas Polres Bukittinggi AKP M. Rizky Cholid, Selasa 8 Desember 2018.

100 Kilometer Jalan di Jateng Rusak karena Banjir, Perbaikan Dikebut hingga H-7 Lebaran

Rizky melanjutkan berdasarkan informasi yang diterimanya, tim dari Bina Marga Provinsi Sumbar dan Kabupaten Agam hari ini akan melakukan peninjauan ke lokasi. Sementara itu, masyarakat sekitar yang menggunakan jalur tersebut diimbau bisa melalui rute alternatif lainnya yakni, Padang Panjang via kayu Tanam atau Solok. Adapun untuk kendaraan berkapasitas berat via jalur Solok.

Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade Edward menyebut bisa jadi rongga tersebut terjadi akibat dampak gempabumi pada 2009 lalu. Analisis lain kemungkinan juga karena diakibatkan aliran air tanah.

Polri Petakan Jalur Rawan Kecelakaan Saat Mudik, Terutama di TransJawa

Jalan alternatif amblas di kawasan Jorong Bukit Malanca, Kabupaten Agam, Sumbar

Selain itu, kemungkinan retak pada lapisan perkerasan aspal juga bisa menjadi penyebab lain. Sebab, kendaraan berat kerap melintas di jalur tersebut.

"Beban kendaraan yang berat mampu mengakibatkan lapisan perkerasan terjadi regangan dan tegangan. Beban berat yang terus menerus mengakibatkan munculnya retak lelah dan deformasi," ujar Ade.

Ade menilai bila retak lelah dan deformasi itu dibiarkan terutama saat musim hujan, maka air akan masuk ke dalam retakan. Efeknya bisa mengubah retakan menjadi lubang yang makin lama makin besar. Menurut dia, seharusnya kalau terjadi retak lelah dan deformasi, maka harus segera ambil langkah dengan cara ditambal. (sah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya