BMKG Ingatkan Potensi Longsor Susulan di Cisolok

Petugas memantau lokasi tanah yang longsor di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat waspada terhadap potensi kemungkinan longsoran susulan, menyusul masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut. 

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

“Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 12 Januari 2019. 

Ia menjelaskan bahwa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)  telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. 

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

“Dalam peta tersebut, wilayah ini (Cisolok) termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dg intensitas lebat atau hujan dengan durasi yang panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari,” kata dia. 

"Air hujan yg meresap ke dalam lereng, mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor," ucap nya. 

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

Maka, untuk menanggulangi terjadinya longsor susulan, maka di lokasi itu ditanaman vetifer (akar wangi). Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil. 

Selain itu, kata dia, tanaman-tanaman yang berakar tunggang dapat pula berperan sebagai angkor penguat alamiah pada lereng tanah. Namun perlu dihindari pencetakan sawah beririgasi atau kolam serta empang pada atau di atas lereng yang rawan longsor, karena dapat meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor.

Dia juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga. Namun sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung. Menurutnya, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang. 

Seperti diketahui, bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat, dan 3 orang cedera. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya