Warga Satu Kampung di Solok Selatan Berisiko Tinggi Tertimbun Longsor

Sebuah permukiman berisiko tinggi terdampak tanah longsor di Jorong Sampu, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Empat puluh warga dari 9 kepala keluarga di sebuah kampung di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, hidup dalam ancaman longsor. Sebab mereka bermukim di daerah bertopografi lereng dengan jenis tanah berwarnah merah yang cenderung mudah dibawa air hingga menyebabkan longsor.

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Puluhan orang di Jorong Sampu, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, itu kian berisiko setelah marak perambahan hutan di lereng perbukitan sumpu. Bagian lereng itu pun sebenarnya untuk proyek pembangunan menara saluran udara tegangan tinggi (SUTT) berkapasitas 150 kilovolt.

"Sekarang saja mereka sudah bisa dikatakan sebagai korban, karena merasa terancam,” kata Sapari Septiadi, Sekretaris Nagari Lubuk Gadang Utara, pada Senin, 14 Januari 2019.

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

Menurutnya, sebelumnya memang ada pembicaraan antara warga dengan perusahaan yang mengerjakan proyek pembangunan itu. Namun pembicaraan itu tak menghasilkan solusi; perusahaan tidak berupaya merelokasi dan hanya berjanji membuat tanggul penahan dan resapan air dari terpal.

Tetapi, kata Sapari, rencana pembangunan tanggul itu belum diwujudkan sampai sekarang. Memang sudah dipasang terpal di sisi lereng, namun sebenarnya masih sekira 20 persen dari luas lereng yang terkikis.

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

Sebuah permukiman berisiko tinggi terdampak tanah longsor di Jorong Sampu, Nagar

"Saya juga sudah ketemu dengan perwakilan dari PLN, sudah saya tanyakan; katanya, kalau soal tanggul, menunggu proses RAB selesai dibuat. Lah, kalau menunggu RAB, susah. Menunggu hari saja lagi longsor ini,” ujar Sapari.

Selain itu, ada warga yang meminta kepastian soal penggantian kerugian akibat lahan sawitnya dihantam longsor beberapa waktu lalu. Ada satu setengah hektare yang terdampak dan sampai kini belum ada kejelasan.

Ancam keselamatan warga

Kepala kajian dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat, Yoni Candra, menganggap proyek itu mengancam keselamatan dan kehidupan masyarakat setempat.

Yoni sangat menyayangkan proyek SUTT yang digadang-gadang untuk mengalirkan listrik dari PLTP Supreme Energy Muaralaboh itu kemudian menjelma menjadi sumber teror bagi warga sekitar proyek. 

"Warga tidak merasa aman di rumahnya sendiri, karena selalu dihantui oleh rasa takut ditimbun oleh material longsor yang setiap waktu dapat saja terjadi. Proyek SUTT itu dikabarkan akan mengaliri listrik dari Gardu Induk Muaralaboh yang bersumber dari PLTP Supreme Energy Muaralaboh ke Gardu Induk Sungai Rumbai," ujar Yoni.

Walhi meminta persoalan ini segera ditindaklanjuti oleh PLN dan pihak-pihak terkait. Pada tahap awal, sangat perlu upaya preventif untuk mencegah korban jiwa dan harta.

Warga harus dipastikan berada pada lokasi yang aman. Belajar dari banyak bencana, jatuhnya korban jiwa dan harta karena lemahnya upaya mitigasi. Pemerintah harus memahami bahwa perusakan lingkungan adalah sesuatu yang serius. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya