Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir Disebut Sarat Kepentingan Politik

Yusril Ihza Mahendra mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 18 Januari 2019.
Sumber :
  • Dok. Yusril Ihza Mahendra

VIVA - Sekretaris Jenderal Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi atau Koppasandi, KH Al Khathath menilai, langkah Presiden Joko Widodo membebaskan Abu Bakar Ba’asyir sarat kepentingan politik.

PBNU Buka Suara soal Seruan Gus Ipul Jangan Pilih Capres Didukung Abu Bakar Ba'asyir

"Beliau kan belum dibebaskan ya, peluangnya masih fifty-fifty. Pak Jokowi agak terlambat membebaskannya sekarang. Mestinya tahun lalu atau dua tahun lalu dibebaskan. Orang membacanya jadi seperti itu (sarat kepentingan politik), baik itu niat tulus maupun tidak tulus," katanya saat ditemui usai hadir dalam deklarasi Koppasandi di Depok, Jawa Barat, pada Minggu 20 Januari 2019.

Hal ini, kata Khathath, menandakan bahwa politik terorisasi itu ada, sama seperti politik kriminalisasi ulama. "Abu Bakar Ba’asyir tidak layak dapat hukuman seperti itu. Karena faktanya dia tidak terlibat dalam satu kasus," katanya.

Sekjen PDIP dan Yenny Wahid Setuju dengan Gus Ipul Jangan Pilih Paslon Didukung Abu Bakar Baasyir

Khathath pun kembali menegaskan bahwa kriminalisasi ulama benar adanya dan itu fakta. Bahkan, Khathath mengklaim pernah membahas langsung hal ini kepada Jokowi dan sang presiden pun tak menampiknya.

"Kriminalisasi ulama itu fakta yang tidak terbantahkan. Saya pernah sampaikan langsung ketika ketemu pak Jokowi pada tahun lalu, saya sampaikan bahwa kriminalisasi itu ada, dan faktanya korbannya itu saya sendiri. Dan beliau tidak membantah."

Gus Ipul Bilang Jangan Pilih Capres Didukung Abu Bakar Baasyir, Pihak Amin Merespons Begini

Kala itu, Khathath dituding melakukan upaya makar dan sempat mendekam di balik jeruji besi sebelum akhirnya dibebaskan. "Saya dituduh makar tapi tuduhan itu tidak terbukti. Dari surat penangkapan bisa lihat bahwa saya ditangkap atas tuduhan makar yang katanya saya lakukan di Menteng 58, padahal saya enggak pernah ke sana," ujarnya.

"Saya bilang sama polisi, enggak pernah ke sana gimana makarnya. Tapi ya karena keputusannya harus ditahan, ya mau gimana lagi," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika ada kesempatan ingin bertemu langsung dengan Abu Bakar Ba’asyir. Tak hanya itu, Khathath juga mengatakan, Koppasandi siap membuka diri untuk ulama tersebut.

"Saya kira kita terbuka untuk seluruh ulama, termasuk ustaz Abu Bakar Ba’asyir jika mau menyumbang gagasan, saran dan pikirannya untuk kemenangan Prabowo Sandi." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya