Logo BBC

Sawat Lenso, Tarian Maluku Simbol Persahabatan Muslim dan Kristen

Paduan tari Sawat (kiri) dan Lenso (kanan) dengan iringan rebana dan tifa atau gendang. - BBC
Paduan tari Sawat (kiri) dan Lenso (kanan) dengan iringan rebana dan tifa atau gendang. - BBC
Sumber :
  • bbc

Saat konflik membara di Ambon, sekitar 20 tahun lalu, sejumlah anak muda sering menyelinap ke wilayah-wilayah yang tak bisa mereka tembus, hanya untuk latihan menari.

Ketika itu, tempat-tempat di Ambon diberi palang pembatas, yang Kristen tak bisa melintas ke wilayah Muslim dan demikian sebaliknya, kejadian yang berlangsung bertahun-tahun dalam konflik paling berdarah di Indonesia. Sekitar 5.000 orang meninggal dan lebih 500.000 orang mengungsi.

Salah satu kejadian yang paling diingat salah seorang penari Deena Zawawi adalah saat mereka harus pentas di Jakarta namun terpaksa berangkat dari pelabuhan yang berbeda di Ambon. Deena mengatakan saat itu mereka sangat menikmati bisa bertemu dengan bebas di ibu kota.

"Saat ada acara di Jakarta, yang Kristen berangkat dari (Pelabuhan) Halong, yang Muslim di (Pelabuhan) Yos Sudarso. Di sana (Jakarta, saat akan pulang) kami nangis kok kita harus pisah lagi. Di Ambon, gak bisa sama-sama kaya gini. Ada penghalang. Mau pulang rasanya gimana ya," cerita Deena mengenang kejadian tahun 2003 itu.

"Alhamdulilah, kita tak sekarang tidak seperti itu lagi," tambahnya.

"Konflik tak memisahkan kami"

Deena dan sejumlah temannya mengangkat tari Sawat Lenso, perpaduan dua tarian Maluku, melalui grup tari yang didirikan saat konflik membara di Ambon dan dinamakan Tifa Siwalima.