Wali Kota Hendi Dorong Peran Wanita dalam Membangun Kota Semarang

Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan jamaah pengajian Jaga Gawang Aswaja
Sumber :

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ajak jamaah pengajian Jaga Gawang Aswaja untuk bersama-sama membangun Kota Semarang, khususnya menggiatkan aktivitas-aktivitas sosial dan menunjukkan kepedulian terhadap pengentasan persoalan-persoalan sosial yang dihadapi masyarakat.

Upayakan Kesejahteraan Petani, Pemkot Semarang Launching Badan Usaha Milik Petani

Hal itu disampaikannya saat membuka acara pengajian Jaga Gawang Aswaja belum lama ini di lingkungan Balai Kota Semarang.

Tak hanya pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dalam berbagai organisasi, serta media pun didorong untuk memberikan kontribusi demi kemajuan kota.

Hari Pertama Kerja, Hendi Temui Menko Luhut Bahas RUU Pengadaan

Menurut Hendi, sapaan akrab Wali Kota, banyak yang bisa dilakukan bersama guna memajukan Kota Semarang.

“Semarang ini tempat kita tumbuh dan besar. Jadi, mari bersama-sama mencintai, mendoakan, dan turut membangun. Ibarat mobil, Kota Semarang memiliki 4 roda, yaitu pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan pewarta atau media. Ketika salah satu ban kempes, tentu mobil tersebut tidak dapat melaju dengan baik. Sebaliknya, jika keempat ban dalam kondisi baik, mobil akan melaju dengan cepat. Begitu pula dengan pembangunan kota,’’ jelasnya.

Jalankan Perintah Jokowi, Hendi Buka Layanan Terpadu P3DN di Semarang

Lebih lanjut, sesuai sabda Rasulullah mengenai peran perempuan dalam suatu negara, disebutkan bahwa sosok perempuan merupakan kekuatan dalam menopang pembangunan, termasuk di Kota Semarang ini.

”Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya.”

Untuk itu, Hendi berharap agar para perempuan yang tergabung dalam Majelis Sholawat dan Dzikir Jaga Gawang Aswaja yang digawangi oleh Trio Bu Nyai Semarang atau Nyai Hj. Aminah Hadlor, Nyai Hj. Afifah Adnan, dan Nyai Hj. Umi Faidah Zaid akan menjadi pionir dalam melahirkan kaum perempuan yang baik dan sholehah, sehingga benar-benar menjadi ‘tiang’ bagi negara, lebih khusus bagi Kota Semarang.

Dalam kesempatan itu pula, Hendi menyinggung mengenai kesetaraan gender agar dapat diaplikasikan dengan mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, termasuk segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, praktik pernikahan dini, perdagangan orang dan eksploitasi seksual –juga berbagai jenis eksploitasi lainnya— harus dihapuskan.

Selain itu, pekerjaan perempuan dalam rumah tangga harus dihargai. Akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi serta hak reproduksi perempuan juga harus dijamin, dengan indikator menurunnya angka kematian ibu.

Partisipasi penuh dan efektif serta kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, maupun masyarakat juga harus dijamin.

“Saat ini, bagi wanita tidak boleh lagi ada larangan untuk bekerja. Wanita harus berperan agar keluarganya hebat, kotanya juga makin hebat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Jaga Gawang Kota Semarang, Nyai Umi Faizah Said Kalialang, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan putaran ke-16. Ia juga menyampaikan terima kasih karena ibu-ibu di sela-sela kesibukan mereka di rumah masih istikamah mengikuti pengajian.

Mereka kemudian secara berjamaah membaca Shalawat Burdah yang dipimpin Nyai Afifah Adnan, Nyai Aminah Hadlor Ikhsan, Nyai Khoiriyah Syakroni, Nyai Muhibbin AlHafidzah, Nyai Hj Istighfaroh Ismail, Nyai Hj Rifáti Kharis Shodaqoh, dan lain-lain. Mereka juga membaca dzibaiyah, dzikir, dan tahlil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya