Merapi Gugurkan Awan Panas Sebanyak Tiga Kali

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA –  Awan panas guguran terjadi sebanyak tiga kali di Gunung Merapi pada Selasa 29 Januari 2019. Awan panas guguran ini menyebabkan terjadinya hujan abu tipis di wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah.

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, kesimpulan telah terjadi awan panas guguran di gunung Merapi dilakukan berdasarkan analisis visual kejadian dan deposit.

Hanik menyebut, beredarnya foto-foto gunung Merapi dengan kondisi ada bekas abu putih itu merupakan bekas awan panas guguran. 

Merinding! Kisah Nyata Konser Ghaib di Kaki Gunung Merapi, Penonton Hening Tanpa Ekspresi

"Dari depositnya, kita bisa membedakan apakah itu guguran (lava pijar) atau awan panas. Tadi pagi kita ke lapangan, ya ini menunjukkan bahwa ini awan panas. Tadi kelihatan sekali. Tadi juga beredar foto Merapi, ada putihnya itu ciri khas deposit awan panas," ujar Hanik di BPPTKG, Rabu 30 Januari 2019.

Hanik menerangkan, awan panas guguran pertama terjadi pada Selasa 29 Januari 2019, pukul 20.17 WIB. Awan panas guguran ini memiliki jarak luncur 1400 meter dengan durasi 141 detik.

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

"Awan panas guguran kedua terjadi pada pukul 20.53 WIB. Jarak luncur 1.350 meter dan durasi 135 detik," kata Hanik.

Sedangkan awan panas guguran ketiga disebut Hanik, terjadi pada pukul 21.41 WIB. Awan panas guguran ini memiliki jarak luncur kurang lebih 1100 meter dengan durasi 111 detik.

"Semua awan panas guguran menuju hulu Kali Gendol," urai Hanik.

Hanik menambahkan, jika jarak luncur awan panas guguran yang terjadi masih relatif pendek. Sehingga, tidak ada peningkatan status gunung Merapi.

"Status Gunung Merapi masih waspada. Masyarakat diimbau tidak panik, tetap tenang, dan beraktivitas seperti biasa. Untuk radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, agar dikosongkan dari aktivitas penduduk," ujar Hanik. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya