Jumlah Penderita DBD di Malang Naik, Anggota DPRD Soroti Selokan Kumuh

Cegah demam berdarah petugas lakukan fogging
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Anggota DPRD Kota Malang Komisi B Lookh Mahfudz mengatakan, banyak warga Kota Malang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) karena keberadaan gorong-gorong atau selokan yang kumuh di sejumlah perkampungan. 

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

Salah satunya, menurut dia, di RW 3 Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang. "Banyak ditemukan selokan yang airnya tidak mengalir. Menjadi salah satu faktor banyak jentik nyamuk hidup karena airnya menggenang tidak mengalir," kata Lookh, Senin, 4 Februari 2019.

Lookh mengatakan, saat meninjau kawasan Arjowinangun warga berharap program gorong-gorong sehat. Ia pun telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kota Malang. Menurut dia, saat musim hujan pemerintah harus rutin memantau saluran air demi gorong-gorong sehat bebas dari jentik nyamuk.

Masyarakat Diminta Waspada DBD dan HFMD, Kemenkes: Penyakit Tak Libur saat Libur Lebaran

"Kalau airnya mengalir gorong-gorong sehat, jentik nyamuk tidak akan ada. DPRD sudah berbincang dengan Dinas Kesehatan untuk merekomendasikan ke dinas terkait membuat gorong-gorong sehat karena saat ini sangat buruk," ujar Lookh.

Sementara itu, angka kasus DBD di Kota Malang cenderung meningkat. Di awal tahun, selama Januari 2019, 44 warga terjangkit DBD. Padahal, sepanjang tahun 2018 di Kota Malang ada 82 kasus dengan korban meninggal satu orang.

Kemenkes Catat Lebih dari 60 Ribu Kasus DBD di Indonesia, Pemudik Harus Waspada

"Bulan Januari 2019 saja ada 44 kasus, tidak ada kematian. Tahun 2018, 82 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Selama ini titik rawan DBD di kawasan permukiman padat penduduk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi.

Dengan jumlah 44 kasus di awal tahun 2019, angka ini berpotensi melebihi jumlah kasus selama 2018. Dinkes Kota Malang, berupaya menekan angka DBD dengan menggerakan kader posyandu, serta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk memantau jentik nyamuk di lingkungan sekitar.

"Kami sudah melakukan koordinasi untuk pencegahan. Berdasarkan data Dinkes, tahun 2017 ada 105 kasus, meninggal sebanyak tiga orang. Pada 2016 ada 464 kasus dengan korban meninggal sebanyak tiga orang. Sedangkan, pada tahun 2015 tercatat 298 kasus dan meninggal tiga orang." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya