NU Sebut Ahmad Dhani Berilusi soal Tuduhan Pendukung Nasakom

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas.
Sumber :
  • Nu.or.id

VIVA – Nahdlatul Ulama mengklarifikasi tuduhan Ahmad Dhani yang menyebut bahwa organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. NU menganggap ucapan Ahmad Dhani itu sesungguhnya didasari ketidakpahaman pada sejarah alias ahistoris sehingga menjadi seolah berilusi.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

NU memang mendukung gagasan Sukarno ketika berkuasa tentang konsep politik nasionalisme, agama, dan komunisme (Nasakom). Namun itu bukan berarti NU mendukung komunisme. Tak tepat pula kalau itu dijadikan dasar bahwa NU akan menjadi pendukung Nasakom baru Joko Widodo memenangi pemilu presiden 2019.

"[pernyataan Ahmad Dhani itu] ahistoris dan ilusif," kata Robikin Emhas, Ketua Pengurus Besar NU, melalui keterangan tertulisnya pada Jumat, 8 Februari 2019.

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

"Perlu dicatat," Robikin mengingatkan, "NU bukan pendukung PKI." Setelah peristiwa pemberontakan oleh PKI pada 30 September 1965, NU bahkan terdepan menuntut pembubaran PKI. "Karena paham Islam ahlu sunnah wal jamaah dan visi kebangsaan yang dianut NU tak memberi ruang bagi tafsir PKI terhadap sila pertama Pancasila dan pemberontakan yang dilakukan PKI."

Sejarah mencatat, dukungan NU terhadap Nasakom pada era demokrasi terpimpin kala itu, selain atas pertimbangan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, justru sebagai bandul politik untuk membendung laju komunis, yang pengaruhnya makin meluas.

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

NU, menurut Robikin, menempatkan diri sebagai benteng Islam dari kemungkinan ancaman komunis. "Apalagi kala itu NU boleh dibilang sebagai satu-satunya kekuatan politik Islam usai pembubaran Masyumi karena terlibat [pemberontakan] PRRI/Permesta," ujarnya.

Dia mengingatkan, tak ada yang melarang setiap warga negara berpartisipasi dalam politik elektoral pemilu presiden maupun pemilu legislatif. Namun seyogianyalah partisipasi itu tidak dengan menyebarkan informasi bohong dan ujaran kebencian, melainkan menyebarkan kebaikan.

Ahmad Dhani Soal Nasakom baru

Ahmad Dhani mengaku mengkhawatirkan kemunculan Nasakom model baru, terutama pada aspek komunismenya. Sebab dia menuding Partai Demokrasi Indonesia sebagai penjelmaan Partai Nasionalis Indonesia yang dianggap mewakili kelompok nasionalis, sementara NU mewakili kalangan agama Islam.

Situasi sekarang, menurut Dhani, serupa dengan dahulu di masa kepemimpinan Sukarno ketika NU bersekutu dengan PNI. "Jadi kita harus tahu benar sejarah bahwa NU dulu mendukung Nasakom."

"Banyak anak-anak NU," katanya, meskipun yang sudah di PB NU, enggak paham itu bahwa dulu yang dukung Nasakom bersama PKI dalam komunisnya itu PKI, itu (kelompok agamanya) NU. Nah, sekarang ini mereka sudah bergabung PDIP, NU, juga komunisnya." Baca: Ahmad Dhani Bicara Soal Nasakom Baru, NU Masuk di Dalamnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya