Status Gunung Karangetang Masih Siaga, Warga Tak Boleh Lengah

Material vulkanik gunung api Karangetang terpantau dari laut bagian barat Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis, 7 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

VIVA – Setelah hampir dua pekan, guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, sudah mulai berangsur berkurang. Namun, warga diminta tetap waspada dan jangan lengah.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

“Sebab, bencana tak bisa diduga. Erupsi Gunung Karangetang kadang datang tak terduga. Meskipun masyarakat sudah menganggap biasa erupsi yang terjadi selama ini,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Karangetang, Yudia Tatipang, Selasa 12 Februari 2019.

Ia mengatakan, tak terekam lagi terjadinya guguran, hanya ada embusan sebanyak 13 kali dengan amplitudo 10-52 mm, berdurasi 29-40 detik. Selain itu, microtremor terekam dengan amplitudo 0,25 mm (dominan 0,25 mm).

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 2000 Meter

“Status gunung masih level III atau Siaga. Setelah kami pantau secara visual tidak nampak," ujarnya.

Meski aktivitas berkurang, masyarakat sekitar diminta tetap waspada. Hal ini lantaran aktivitas di dalam gunung masih terus terjadi dan bisa mengeluarkan lava kapan saja dalam intensitas besar maupun kecil.

Terkuak, Begini Isi Ramalan Jayabaya Perihal Masa Depan Pulau Jawa

Rekomendasi agar masyarakat dan wisatawan untuk sementara tak mendekat. Lalu, aktivitas pendakian juga sementara disetop.

“Kami juga tetap mengeluarkan rekomendasi untuk warga. Antara lain, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama," tuturnya.

Kemudian, ada juga upaya evakuasi untuk warga yang berdomisili di radius wilayah tertentu. Misalkan seperti warga di sekitar Gunung Karangetang yang berada di area barat laut-utara dari Kawah Dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan. Evakuasi ke tempat aman ini untuk menghindari dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran Gunung Karangetang.

“Dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," tuturnya.

Selain itu, diimbau agar warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.

Adapun Bupati Sitaro, Evangelian Sasingen merincikan pengungsi di shelter Ondong berjumlah 132 jiwa, pengungsi di Kampung Batubulan 42 jiwa. Lalu, pengungsi yang tinggal di rumah keluarga sebanyak 39 jiwa, dan pengungsi anak-anak sekolah yang tinggal di Desa Kawahang 14 jiwa.

“Total jumlah pengungsi 227 jiwa. Untuk bantuan makanan bagi pengungsi tidak ada masalah. Kami belum mengizinkan mereka untuk kembali ke kampung bagi yang ada di shelter. Kalau benar-benar sudah aman baru diperbolehkan,” ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya