Petinggi PLN Klaim Idrus Marham Tak Pernah Ikut Bahas Proyek PLTU

Terdakwa kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 Idrus Marham bergegas usai mengikuti sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, diklaim tidak hadir sejak awal pertemuan di kediaman mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto, mengenai urusan proyek PLTU Riau-1.

Luhut Sebut Butuh US$8,58 Miliar untuk Pensiunkan PLTU

Terkuak, bahwa sejak awal inisiasi pembahasan proyek tersebut hanya dihadiri Setya Novanto, mantan Ketua Komisi VII DPR Eni Saragih, Dirut PLN Sofyan Basir, dan Direktur Pengadaan Strategis II PLN Iwan Supangkat.

Iwan yang dihadirkan dalam persidangan sebagai saksi mengakui pertemuan tersebut mulanya terjadi pada akhir tahun 2016 di rumah Novanto. Iwan mengaku menghadiri pertemuan lantaran diminta Sofyan Basir.

Arcandra Tahar Proyeksi Harga Batu Bara 2022 di Atas US$70 per Ton

"Pernah (pertemuan pertama di rumah Setya Novanto) pada akhir tahun 2016," kata Iwan Supangkat bersaksi dalam sidang terdakwa Idrus Marham di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa, 12 Februari 2019.

Iwan mengatakan Setya Novanto saat itu merasa tertarik berpartisipasi dalam proyek pembangkit di PLN. Namun karena di wilayah Jawa telah penuh, akhirnya disampaikan di wilayah Sumatera. "Pertama Pak Sofyan dalam pertemuan menyampaikan program listik 35 ribu MW. Kemudian berbicara hal-hal lain," kata Iwan.

PLN Pastikan Pasokan Batu Bara Pembangkit Minimal 20 Hari Operasi

Sofyan yang hadir selaku saksi pun mengamini keterangan Iwan Supangkat. Menurut Sofyan, ketika itu ia dihubungi oleh Eni Saragih.

"Pada saat itu yang ditelepon itu Ibu Eni, bilang bahwa Ketua DPR mau ketemu dengan kami untuk menanyakan perkembangan program listrik pemerintah 35 ribu MW. Kemudian waktu itu saya datangi bersama Pak Iwan," kata Sofyan Basir bersaksi.

Sofyan mengaku tidak tahu pertemuan tersebut diinisiasi oleh siapa. Tapi, Sofyan menegaskan dihubungi oleh Eni waktu itu. Pertemuan, lanjut dia juga hanya dihadiri oleh dirinya, Iwan, Setya Novanto dan Eni Maulani Saragih.

"Benar, ada saya sendiri, Iwan, Pak Novanto dan Bu Eni. Pertama saya jelaskan progres pembangit, yang selesai dan yang belum. Di akhir pembicaraan Pak Novanto tanya beberapa masalah pembangkit gas di Gresik. Sebenarnya tidak masalah, hanya terlambat," kata Sofyan.

Ditanyakan apakah turut membahas proyek PLTU Riau-1, Sofyan mengaku tidak spesifik. Hanya saja memang dia sempat menawarkan apabila tertarik berpatisipasi untuk mengerjakan proyek di luar Jawa, yakni Sumatera.

"Memang kami sampaikan juga adanya proyek-proyek lain di luar Jawa sesuai tertera di website," kata Sofyan.

Setelah itu, kata Sofyan, pertemuan-pertemuan dengan Eni Saragih diwakili oleh Iwan Supangkat. "Karena saya kurang mengerti teknis," kata Sofyan.

Sebelumnya terkuak bahwa pada proyek PLTU Riau-1, pemilik saham Blackgold Natural Resources, Johannes Kotjo minta tolong Novanto untuk memuluskan ke Dirut PLN, Sofyan Basir, namun Novanto kembali meminta Eni selaku mitra PLN yang menjembatani dengan Sofyan.

Padahal dalam perkara ini, Idrus Marham didakwa Jaksa, bersama-sama mantan Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih menerima suap Rp2,250 miliar dari Kotjo terkait pengurusan proyek PLTU Riau-1. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya