Suami Caleg Gerindra yang Gantung Diri Ditetapkan Sebagai Tersangka

Suami Caleg Gerindra yang Gantung Diri Ditetapkan Sebagai Tersangka
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Suami dari Shanie Fiercelly, caleg Partai Gerindra yang tewas tergantung seutas tali di dalam kamar rumahnya, ditetapkan polisi sebagai tersangka. Pria berinisial HJ (37 tahun), ditetapkan sebagai tersangka, setelah polisi mendalami kasus tersebut dan menggali keterangan dari para saksi. 

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Akan Kumpul, Termasuk PKB-Nasdem Diajak

Shanie merupakan caleg nomor urut 6 Dapil II untuk DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dia ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Kecamatan Koto X Tarusan pada Rabu malam, 6 Februari 2019, sekira pukul 21.30 WIB.  

Polisi menyimpulkan, adanya indikasi kekerasan yang dialami korban sebelum bunuh diri. Meski pada awalnya dipastikan korban tewas murni akibat gantung diri. HJ sudah ditetapkan tersangka sejak Jumat 8 Februari 2019. 

Waketum Nasdem Ahmad Ali Temui Prabowo Minta Dukungan Maju Pilgub Sulteng

"Suami korban sudah ditetapkan sebagai tersangka. Jumat kemarin," kata Kapolsek Koto X Tarusan, Iptu Thamrin, Kamis 14 Februari 2019.

Lebih lanjut, Iptu Thamrin mengatakan, hasil otopsi singkron dengan keterangan yang didapat dari anak korban. Korban mengalami depresi akibat ekonomi, sehingga kerap bertengkar dengan tersangka, hingga berujung penganiayaan. Itulah kemudian yang membuat korban memutuskan gantung diri.

Ganjar Beri Sinyal PDIP di Luar Pemerintahan, Gerindra Tetap Ajak Bersama-sama

"Berdasarkan itu tadi, kami sudah tetapkan suami korban sebagai tersangka. Dari pengakuan tersangka kepada penyidik, memang mengaku ada kaitan dengan majunya korban sebagai caleg, kemudian meminta bantuan ke suami. Sedangkan tersangka ini tidak memiliki pekerjaan tetap," kata Thamrin.

Sebelumnya, Partai Gerindra membantah jika kadernya itu bunuh diri, lantaran persoalan uang dalam proses Nyaleg. Menurut anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, korban murni bunuh diri lantaran persoalan keluarga. Dan, sama sekali tidak ada kaitannya dengan proses pencalegan. 

"Tidak ada hubungannya dengan proses pencalegan, karena kami tidak memungut uang kepada caleg," kata Andre. 

Andre menilai, pernyataan Kapolsek Koto XI Tarusan perihal indikasi bunuh diri akibat nyaleg, sama sekali tidak tepat, karena korban bunuh diri karena persoalan rumah tangga. Bahkan, dirinya sudah berkoordinasi dengan DPC Pesisir Selatan, untuk menggali informasi penyebab kematian korban.

"Saya membantah apa yang disampaikan Pak Kapolsek. Kader kami itu bunuh diri, karena persoalan rumah tangga. Saya sudah berkoordinasi dengan DPC Pesisir Selatan. Ini adalah urusan pribadi beliau (korban). Kemungkinan ada masalah pribadi," tutur Andre. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya