Soal #UninstallBukalapak, Anak-anak Jokowi Minta Warganet Memaafkan

Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – Setelah sepanjang Jumat, 15 Februari 2019 media sosial ramai tagar #uninstalbukalapak, karena warganet menilai CEO-nya telah menyampaikan data tak tepat di twitter dan menyudutkan Presiden, kini anak-anak Presiden Jokowi meminta perdebatan itu disudahi.

Berikut 5 Barang Produktif yang Bisa Anda Beli Menggunakan Paylater

Dikutip dari akun twitter pribadi anak sulung Presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabumi @Chili_Pari, Sabtu 16 Februari 2019, mengatakan bahwa #uninstallbukalapak itu terlalu berlebihan dan terkesan sangan norak.

Ia pun menilai, selama ini dengan adanya Bukalapak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti miliknya sangat terbantu. Bahkan, brand jas hujannya tidak akan seperti sekarang bila tidak dibantu oleh CEO Bukalapak, Achmad Zaky.

Cara Hemat Belanja Otomotif saat Harbolnas 11.11

Selain itu, Gibran mengakui semua platform jual beli online asli Indonesia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, bahkan dirinya juga banyak dibantu oleh brand lainnya yaitu Tokopedia.

"Ini bukan masalah anak presiden atau anak siapa pun juga. Tapi memang realitanya @bukalapak @tokopedia @shopeeID sudah banyak membantu pelaku UMKM," cuit Gibran membalas pertanyaan warganet yang heran atas aksinya membela Bukalapak.

Panji Gumilang-Al Zaytun Bakal Dipidana, Ganjar Telepon Heru Budi saat Blusukan

Untuk itu, Gibran menyarakan para warganet untuk bisa belajar memaafkan sebuah kekhilafan seseorang, apalagi Bukalapak itu sudah menjadi unicorn kebanggan Indonesia dan telah memberikan makan banyak orang di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep lewat akun twitternya @kaesangp, Ia pun mengaku akan tetap selalu mendukung aplikasi karya anak bangsa seperti Bukalapak, Tokopedia, Traveloka dan Gojek.

Menurutnya, selama ada Bukalapak, Tokopedia dirnya bisa berbelanja online dengan mudah.

Sebelumnya diketahui, cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang membandingkan anggaran penelitian dan pengembangan beberapa negara dengan anggaran litbang Indonesia memicu perdebatan karena dia menyebut soal harapan pada `presiden baru` agar meningkatkan anggaran penelitian tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya