24 Media Online Berkolaborasi Cek Fakta Debat Capres Malam Ini

Para jurnalis melakukan cek fakta Debat Capres putaran dua di Jakarta, 17 Februari 2019
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – Sebanyak 24 media online arus utama di Indonesia bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) akan berkolaborasi dalam program 'Live Factchecking' cekfakta.com pada debat Calon Presiden 2019 putaran kedua yang digelar malam nanti, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2018.

Cek Fakta: Massa Bakar Gedung Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024

Program ini diprakarsai Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Mafindo dan Google News Initiative. Para perwakilan jurnalis dari 24 media ini akan berkolaborasi melakukan cek fakta debat yang mengambil tema 'Infrastruktur, Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup' di kantor Google Indonesia.

Beberapa media arus utama yang mengikuti program ini diantaranya VIVA.co.id, Kompas.com, Tempo.co, Suara.com, Liputan6.com, Merdeka.com, KBR.id, TheJakartaPost, KONTAN, Media Indonesia (Medcom), Times Indonesia, The Conversation dan beberapa media lokal seperti Kabar Medan, Kabar Makassar dan RiauOnline.

Cek Fakta: TNI Kerahkan Ranpur Jaga Gedung Bawaslu

"Saya kira ini adalah sejarah," kata Irene Jay Liu, Leads Google News Lab in the Asia-Pacific region, Sabtu, 16 Februari 2019. Irene merujuk pada factchecking yang dilakukan media massa di AS saat Pemilu Presiden. Dimana mereka tidak melakukannya secara kolaborasi, hanya dilakukan di newsroom masing-masing.

Program 'Live Factchecking' cekfakta.com pada Debat Capres 2019 ini juga didukung oleh sejumlah tim ahli dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki kompetensi sesuai tema debat, yakni dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Auriga Nusantara (NGO lingkungan) dan Center for Energy Research Asia (CERA).

Cek Fakta: Surat Suara Pemilu 2024 Dicoblos Pihak Tak Berwenang di Malaysia

Sebelum acara debat capres, para jurnalis ini juga dibekali pelatihan selama dua hari tentang bagaimana melakukan cek fakta memverikasi akun media sosial guna memerangi hoax. Para jurnalis diberikan tools, kemudian mensimulasikannya dengan memverifikasi sejumlah informasi, data, website, foto maupun video yang bertebaran di jagat maya.

"Karena korban dari disinformasi ternyata juga adalah media-media mainstream di dunia," kata Eoghan Sweeney, sebagai Online Verification Trainer--OSINT dalam program ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya