Jokowi Jawab Sudirman Said soal Pertemuan Rahasia dengan Bos Freeport

Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Presiden Joko Widodo menjawab tudingan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said soal pertemuan rahasianya dengan bos dan pendiri Freeport McMoran, James R Moffet pada 2015. Sudirman menyebut ada pertemuan secara diam-diam yang dilakukan Jokowi.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

Saat itu, Sudirman menjabat menteri ESDM mengungkap ada pertemuan secara 'diam-diam' yang membuat Jokowi menginstruksikan dirinya membuat klausul terkait naskah perpanjangan kontrak agar sama dengan naskah dari kantor pusat Freeport.

Menanggapi itu, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tak ada pertemuan diam-diam sebagaimana yang dimaksud Sudirman. Jokowi menegaskan pertemuan dengan James R Moffet itu dilakukan berkali-kali.

Corn Imports Down to 450 Thousand Tons

"Enggak sekali dua kali ketemu, gimana sih kok diam-diam. Ya ketemu bolak balik, enggak ketemu sekali dua kali," kata Jokowi di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu 20 Februari 2019.

Jokowi pun mengakui pertemuannya dengan James R Moffet itu membahas perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia. Pertemuan pun dilakukan berulang kali atau bolak-balik seperti diistilahkan Jokowi. Ia menegaskan lagi pertemuan tidak secara diam-diam.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Diam-diam gimana? Pertemuan bolak-balik. Kalau pertemuan pasti ngomong enggak diam-diaman. Ada-ada saja," ujar Kepala Negara.

Menurut Jokowi, pertemuan dengan pengusaha adalah hal yang biasa. Ia juga mengaku biasa bertemu dengan pemimpin pusat Freeport baik yang dulu maupun sekarang.

"Ya biasa lah, ketemu dengan pengusaha biasa aja. Ketemu James (James Moffet) biasa aja. Ketemu yang sekarang Adkerson (CEO Freeport Richard Adkerson) ya biasa aja," katanya.

"Kita ini kan diminta untuk perpanjangan. Sejak awal saya sampaikan bahwa kita ingin memiliki keinginan itu (menguasai 51 persen). Masa enggak boleh," tutur Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya