Logo BBC

Milenial Mudah Terpapar Radikalisme karena Situs Moderat Kalah Renyah?

Perempuan berhijab dan cadar menggelar aksi eksperimen sosial untuk menepis isu radikalisme di Solo, Jawa Tengah, Minggu (06/01). - ANTARA FOTO/Maulana Surya
Perempuan berhijab dan cadar menggelar aksi eksperimen sosial untuk menepis isu radikalisme di Solo, Jawa Tengah, Minggu (06/01). - ANTARA FOTO/Maulana Surya
Sumber :
  • bbc

Sebanyak 10% kelompok muda setuju menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan boleh menggunakan kekerasan untuk membela agama.

Kecenderungan itu terjadi karena mereka terpapar situs atau akun di sosial media beraliran intoleransi maupun radikalisme, yang diklaim cukup menarik dari segi konten.

Hasil penelitian yang dilakukan lembaga survei dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga itu dilakukan tahun lalu dengan menyaring 2.300 responden di seluruh Indonesia.

"Yang sangat signifikan, siswa dan mahasiswa itu banyak beraktivitas di media sosial cenderung lebih intoleran dibanding yang tidak mengakses internet. Ini menunjukkan ada korelasi tentang cara keberagamaan generasi milenial dengan sosial media," ujar Guru Besar UIN Jakarta, Jamhari, kepada wartawan, Rabu (20/02).

Berdasarkan penelitian itu pula, situs atau akun milik kelompok intoleran atau radikal memenuhi dunia maya dan menyasar kalangan muda.

Sementara, situs yang dipunyai organisasi Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah dianggap tidak menarik.

"Mengapa website-website besar seperti NU dan Muhammdiyah kurang diminati? Karena terlalu berat. Generasi milenial itu mau belajar agama semudah mengakses informasi makanan. Mereka maunya cepat dan ready ," jelasnya.