Mengharukan, Ayah Gantikan Wisuda Anaknya yang Telah Meninggal

Wisuda Universitas Islam Negeri Arraniry.
Sumber :
  • Dokumentasi Humas Universitas Islam Negeri Arraniry.

VIVA – Kisah mengharukan terjadi saat acara wisuda ke-2 di Universitas Islam Negeri Arraniry, Banda Aceh pada Rabu, 27 Februari 2019. Seorang mahasiswi yang seharusnya datang pada puncak kebahagiaan saat wisuda, justru diwakili ayahnya.

Curi Ikan di Perairan Aceh, Kapal Berbendera India Ditangkap

Mahasiswi yang bernama Rina Muharrami, mahasiswi Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah itu meninggal dunia setelah ia menyelesaikan sidang skripsinya.

Ia berpulang ke Rahmatullah karena sakit yang dideritanya. Saat acara wisuda, ayahnya dengan menggunakan peci berwarna hitam dan kemeja lengan panjang warna abu-abu, datang untuk mewakili anaknya mengambil ijazah.

Eks Kepala BPSDM Aceh Jadi Tersangka Korupsi Beasiswa

Video ayahnya saat mengambil ijazah tersebut viral di berbagai media sosial. Warganet yang membagikan video tersebut turut menyampaikan simpati, terharu dan mendoakan Rina.

Dari biodata Rina, ia tinggal bersama orangtuanya di Desa Cut Rumpun, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Rina menjalani sidang skripsi pada 24 Januari 2019. 

Ditawari Makan, Pemuda di Aceh Malah Bacok Ibu Kandung hingga Tewas

Namun, 13 hari setelahnya, pada 5 Februari 2019, ia dipanggil oleh sang pencipta. Rina meninggal dunia setelah menderita penyakit tifus stadium akhir hingga berujung pada saraf.

Salah seorang rekan Rina, Nisa, mengatakan, Rina merupakan sosok yang sangat menginspirasi di kalangan sahabatnya. Almarhumah, kata dia, merupakan sosok yang tekun dan terkenal sederhana. Ia terlahir dari kedua orangtua yang berprofesi sebagai petani.

“Orangnya super simple dan perhatian luar biasa sama sahabat-sahabatnya. Pokoknya dia inspirasi untuk saya pribadi, karena dia, kenapa saya bisa niat kejar skripsi. Dia motivator bagi saya,” kata Nisa kepada wartawan, Kamis 28 Februari 2019.

Sementara itu, Rina juga dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas di prodinya. Bahkan, dirinya juga mampu menguasai bahasa Jepang dengan baik.

Selama kuliah, ia merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Kini ia lulus dengan predikat istimewa dengan indeks prestasi kumulatif 3,51.

"Anaknya aktif, baik, pintar. Bahasa Jepang-nya juga bagus," kata Muzakir, Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Sebelum meninggal dunia, almarhumah Rina sudah menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda pada semester ini. (art) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya