Pascagempa, Seluruh OPD Solok Selatan Dilarang Dinas ke Luar Daerah

Warga korban gempabumi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tinggal di tenda-tenda darurat gara-gara khawatir lindu susulan pada Jumat, 1 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Wakil Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman, menegaskan, seluruh organisasi pemerintah daerah (OPD) dan pegawai di lingkungan Pemerintahan Solok Selatan, dilarang melakukan kegiatan kunjungan atau dinas luar, jika tidak terlalu penting.

Kebijakan ini diambil usai gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Richter yang mengguncang Solok Selatan. Tujuannya, agar penanganan dan pemulihan setelah lindu itu cepat terselesaikan. Seluruh OPD dan pegawai, diminta ikut membantu korban yang terdampak gempa bumi.

“Kemarin, kami sudah memberikan arahan supaya semua OPD, pegawai kita yang ada di Pemkab Solok Selatan, yang tidak terlibat pelayanan langsung agar fokus membantu ke lapangan untuk membantu korban bencana,” kata Abdul, Jumat 1 Maret 2019.

Jadi, kata Abdul, jika ada kegiatan-kegiatan, kunjungan atau dinas luar sementara agar tidak dilakukan dulu, jika tidak begitu penting. Karena saat ini tengah fokus pemulihan setelah gempa bumi.

Abdul menjelaskan, saat ini langkah yang sudah dilakukan yakni, terus memperbaharui data, karena hingga kemarin masih banyak daerah yang belum terkunjungi oleh relawan lantaran akses yang sulit. 

“Hari ini, secara simultan dengan pendataan kita sudah membentuk regu-regu untuk masuk langsung ke lapangan, memberikan bantuan langsung ke masyarakat yang terdampak. Terutama, mendistribusikan bantuan logistik bahan makanan dan bantuan kesehatan,” ujarnya.

Terapi trauma 

Tim medis Ikatan Dokter Indonesia memeriksa para korban gempa di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, pada Jumat, 1 Maret 2019.

Muncul Aliran Kepercayaan 'Pelindung Kehidupan' di Sumatera Barat

Tak hanya itu, Abdul juga memastikan jika pihaknya sudah mengerahkan tim dokter untuk melakukan trauma healing karena memang banyak masyarakat terutama anak-anak yang mengalami trauma dengan kejadian gempa kemarin, sehingga tidak mau masuk sekolah. Dan, masih banyak keluarga yang tidak mau kembali ke rumahnya, karena takut akan terjadi gempa susulan.

“Kalau hari ini sudah terjangkau semua. Bahkan di Kecamatan Sangir Batanghari semuanya sudah terdata dan juga sudah mendapatkan bantuan. Angka finalnya belum (data kerusakan), sebentar lagi akan kami laporkan,” kata Abdul.

Polisi di Solok Selatan Meninggal saat Razia Tambang Emas Liar

Terkait dapur umum, menurut Abdul, Pemkab Solok Selatan juga tengah berupaya membuat dapur umum dengan jumlah banyak. Saat ini, kata Abdul, pihaknya sedang menampung bantuan sekaligus mendistribusikan. Jadi, bantuan yang datang juga masih sangat sedikit dan minim. 

“Hari ini, Insya Allah sudah bisa kita lakukan (dapur umum) karena kita baru dapat informasi, sebagian besar dari pihak-pihak yang memberikan bantuan itu, sudah hampir sampai ke Solok Selatan,” tuturnya. (art)

Korban Tertimbun Longsor Tambang Emas di Solok Selatan Tinggal Seorang
Posko Komando Tanggap Darurat Bencana di Solsel

Dilanda Banjir dan Longsor, Solok Selatan Tetapkan Tanggap Darurat Bencana

Status tanggap darurat bencana di Solok Selatan itu berlaku mulai 14 Januari 2024 hingga 27 Januari 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2024