Logo timesindonesia

Terendam Banjir, Belajar Mengajar Dipindah ke Musala

Siswa siswi SDN Plangwot 1 melakukan proses kegiatan belajar mengajar di Mushalla, Sabtu (9/3/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Siswa siswi SDN Plangwot 1 melakukan proses kegiatan belajar mengajar di Mushalla, Sabtu (9/3/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Banjir akibat luapan Bengawan Solo di wilayah Lamongan tidak hanya berdampak pada rumah dan lahan pertanian milik warga, tapi juga sarana pendidikan atau sekolah, sehingga Kegiatan Belajar mengajar (KBM) terpaksa harus dipindahkan ke Mushala.

Seperti yang terjadi di sekolah SDN Plangwot 1, Desa Plangwot, Kecamatan Laren, proses KBM terpaksa dipindahkan ke Musala, karena gedung sekolah tergenang air.

"Agar aktivitas belajar mengajar tetap bisa berlangsung, kami memindahkan para siswa untuk belajar di Musala," kata Sri, salah satu guru SDN Plangwot 1, Sri pada wartawan, Sabtu (9/3/2019).

Menurut Sri, gedung sekolahnya terendam banjir sejak 3 hari lalu, yaitu sejak air Bengawan Solo naik akibat kiriman air dari hulu sungai, sehingga membuat halaman sekolah terendam hampir setinggi pinggang orang dewasa, sementara di ruang kelas juga ada yang tergenang air.

"Terendam setinggi lebih kurang 30 sentimeter hingga 50 sentimeter, kasihan jika anak-anak harus belajar di dalam ruang yang kebanjiran," tuturnya.

Seperti diketahui, Banjir akibat luapan Bengawan Solo melanda wilayah Lamongan. Data dari BPBD Lamongan menyebut banjir akibat luapan Bengawan Solo di Lamongan telah merambah 4 Kecamatan. Meliputi Kecamatan Laren, Babat, Maduran dan Glagah dengan jumlah rumah terendam ratusan rumah dan lahan pertanian yang ikut terendam juga mencapai puluhan hektare.

Ruang kelas tak bisa dipakai. Belajar mengajar dipindah ke Mushala. (*)