Novel: Tim Gabungan Bentukan Kapolri Belum Terlihat Hasil Kerjanya

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyayangkan sikap pemerintah yang tetap diam dan tidak peduli terhadap kasus teror penyiraman air keras terhadapnya. Sudah 700 hari berlalu kasus penyiraman air keras, namun belum terungkap pelaku penyerangan.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

"Seperti yang kita ketahui, sampai sekarang 700 hari penyerangan saya atau hampir dua tahun, tidak ada kejelasan pengungkapan pelaku penyerangan. Juga sikap pemerintah yang tetap diam seolah membiarkan atau tidak peduli. Seperti kebanyakan kasus kekerasan terhadap pejuang anti-korupsi dan HAM lainnya," kata Novel saat dikonfirmasi, Selasa 12 Maret 2019.

Novel mendesak Presiden RI, Joko Widodo membuka jalan dengan membentuk Tim Pencari Fakta Gabungan (TGPF) yang independen. Tim yang diinginkan Novel adalah tim yang tak tersandera kepentingan politik.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

"Oleh karena itu, saya tetap mendesak Presiden Jokowi mau membuka jalan pengungkapan dengan membentuk TGPF yang independen dan tidak tersandera dengan kepentingan politik," ujarnya.

Novel menjelaskan, TGPF yang dibentuk Polri, hingga saat ini belum terlihat kerjanya. Bukan hanya itu, dia menilai TGPF ini tidak menunjukkan sikap kesungguhan.

Novel Baswedan Minta Firli Bahuri Segera Ditahan setelah Praperadilan Ditolak

"Tim gabungan yang dibentuk kapolri, belum terlihat hasil kerjanya dan tidak mau menunjukkan kesungguhannya mengungkap semua serangan terhadap insan KPK lainnya," katanya.

Novel diteror dengan penyiraman air keras ke wajahnya pada 11 April 2017. Saat itu, Novel diteror usai salat Subuh di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat siraman air keras ke wajahnya ini, mata kiri Novel mengalami luka parah. Ia pun sempat menjalani perawatan di Singapura selama setahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya