Angka Putus Sekolah Turun Drastis, Hendi Siap Gratiskan Sekolah Swasta

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi selfie dengan siswa-siswi di SMPN 10.
Sumber :

Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2015 angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP termasuk cukup tinggi, yaitu sebesar 18,42%. Angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka putus sekolah di Kota Surakata pada jenjang SMP di tahun yang sama, yaitu sebesar 5,27%.

Upayakan Kesejahteraan Petani, Pemkot Semarang Launching Badan Usaha Milik Petani

Melihat hal tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tak berpangku tangan. Hendi pun kemudian membuat program pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritasnya. Mulai dari program pendidikan SD dan SMP gratis, pembangunan fisik fasilitas pendidikan, hingga peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik di Kota Semarang menjadi bagian dari program tersebut.

Hasilnya, angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP di tahun 2017 menurun drastis menjadi 6,81%. Angka putus sekolah anak SMP di Kota Semarang itu bahkan menjadi lebih rendah dibandingkan Kota Surakarta yang justru meningkat menjadi 13,97 %, Klaten sebesar 14,64%, Boyolali 23,13%, Jepara 33,04%, Batang 36,84%, juga Wonosobo yang ada di angka 38,43%. 

Hari Pertama Kerja, Hendi Temui Menko Luhut Bahas RUU Pengadaan

Terkait capaian positif tersebut, Hendi meminta untuk semua insan pendidikan di Kota Semarang agar tak lantas mengendorkan semangatnya untuk membentuk generasi emas Kota Semarang. Salah satunya dengan berupaya menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang nyaman bagi siswa-siswi. Hal itu disampaikannya saat mendatangi SMP Negeri 10 Kota Semarang, Kamis(14/3).

Secara khusus, saat berada di sekolah yang berada di Jalan Menteri Supeno Kota Semarang itu, Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut mendorong agar sekolah-sekolah di Kota Semarang juga dapat menjadi tempat bagi para siswa melakukan aktualisasi diri.

Jalankan Perintah Jokowi, Hendi Buka Layanan Terpadu P3DN di Semarang

“Saat ini, sekolah tidak hanya menjadi tempat mencari ilmu, tetapi juga harus menjadi rumah kedua yang memberi kenyamanan bagi para siswa,” ungkap Hendi.

"Selain itu, sekolah juga harus membuka akses untuk para siswa dapat menunjukkan kreativitasnya kepada masyarakat. Misalnya, dengan membuka akses agar dunia luar melihat berbagai karya seni, budaya atau penelitian yang dihasilkan oleh para siswa," tegasnya. 

Senada dengan Hendi, Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Semarang, Erwan Rohmat, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjadikan lingkungan sekolahnya menjadi ramah bagi anak dan bebas dari bullying, dalam rangka meningkatkan kenyamanan siswa-siswi bersekolah.

"Sebelumnya, kita juga telah melakukan deklarasi antikekerasan bersama seluruh siswa," tegasnya.

Erwan menyebutkan bahwa pihaknya juga mengoptimalkan sisi positif minat bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga siswa terdorong lebih aktif dan fokus mengejar mimpi mereka. Saat ini, pihaknya pun terus memfasilitasi minat para siswa untuk menjadi Youtuber, wartawan, dan pekerjaan yang akrab dengan dunia milenial lainnya.

Tak hanya itu, selain meningkatkan kenyamanan agar setiap siswa dapat semangat dalam menempuh pendidikan formal, Hendi juga berkomitmen untuk dapat memulai program sekolah swasta gratis sesegera mungkin di Kota Semarang. Melalui program tersebut, diharapkan angka putus sekolah di Kota Semarang dapat semakin ditekan dengan memperbanyak sekolah gratis.

"Saat ini, kami telah sampai pada tahap menawarkan kepada sekolah-sekolah di Kota Semarang untuk dapat ikut terlibat dalam program tersebut. Ada beberapa yang menolak, tapi semuanya akan kami inventaris dulu," terang Hendi. 

Adapun Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, meyakinkan bahwa program sekolah swasta gratis di Kota Semarang ditargetkan mulai berjalan di tahun ajaran baru tahun 2020.

"Ada SD dan SMP swasta di Kota Semarang yang sudah setuju untuk digratiskan. Kami upayakan di 2020 berjalan," optimisnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya