Pemimpin Pesantren di Malang Merasa Difitnah Fatwa Kiamat Sudah Dekat

Muhammad Romli alias Gus Romli, pemimpin Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Muhammad Romli alias Gus Romli, pemimpin Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, merasa difitnah atas kabar dia mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Fitnah itu lebih kejam lagi ditambahi dengan ajakan menjual aset pribadi jemaah, yakni rumah.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

Gus Romli terang-terangan menyangkal kabar dia berfatwa tertentu tentang kiamat. Dia sebenarnya hanya mengaji dengan komunitas santri dan masyarakat dan pada dasarnya tak ada pernyataan apa pun yang keluar ke publik di luar pesantren.

"Bisa jadi keluar ini karena ulahnya Kiai Ashari, dari Kencong, Kepung (Kediri, Jawa Timur), itu yang membuat fitnah: Saya katanya mengubah syariat Islam; katanya saya membuat fatwa kiamat, terus disuruh menjual aset. Itu hoax semua," kata Gus Romli ketika dihubungi pada Jumat, 15 Maret 2019.

Kerusakan Iklim dan Alam Jadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Al Quran dan Sains

Gus Romli menyebut ada sosok yang menyebarkan hoax itu. Sosok itu ia kenali sebagai Kiai Ashari, menurutnya, bukan bagian dari santri. Bahkan ia telah menyuruh jemaah untuk bertabayun atau klarifikasi kepada orang itu.

"Sudah saya klarifikasi ke sana oleh jemaah saya, dan dia sudah ngakoni (mengakui). Ditanya, itu sebenarnya bukan untuk disebar tapi di-share di grup terbatas tapi ternyata bisa menyebar ke umum. Alasannya seperti itu," ujarnya.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Meski diterpa berbagai isu miring, Gus Romli memastikan pengajian triwulan yang ia gelar di pesantrennnya tetap berjalan. Sebab, pengajian ini bertujuan mendekatkan diri dengan Tuhan melalui zikir, tahlil, dan tahmid.

Program pengajian triwulan itu sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir tiap bulan Rajab, Syaban, dan Ramadan. Gus Romli mengaku heran, pengajian itu sudah berjalan selama tiga tahun tetapi baru kali ini ramai sementara tahun-tahun sebelumnya tak ada apa-apa.

Gus Romli pun telah bertemu dengan Kepala Polres Batu Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto bersama Muspika setempat. Hasil pertemuan itu dinyatakan tak ada kegiatan yang melanggar hukum. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya