Hendi Sukses Dorong Pajak Sektor Wisata Jadi Modal Pembangunan

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyerahkan piagam penghargaan kepada wajib pajak daerah berprestasi 2018.
Sumber :

Pada beberapa tahun terakhir, pembangunan Kota Semarang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Adapun konsep pembangunan Bergerak Bersama yang dijalankan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dengan melibatkan semua pihak, termasuk pihak swasta, dinilai sukses membawa perubahan.

Upayakan Kesejahteraan Petani, Pemkot Semarang Launching Badan Usaha Milik Petani

Namun, di sisi lain, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menaruh perhatian kepada postur realisasi pajak Kota Semarang yang digunakan untuk pembangunan. Pasalnya, ia menilai jika pembangunan Kota Semarang lebih dimaksimalkan, realisasi pajak Kota Semarang tak didominasi oleh pajak nonproduktif.

Hendi menceritakan sejak dirinya memimpin Kota Semarang tahun 2011, tiga mata pajak terbesar Kota Semarang selalu didominasi oleh PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), serta PPJU (Pajak Penerangan Jalan Umum).

Hari Pertama Kerja, Hendi Temui Menko Luhut Bahas RUU Pengadaan

"Ini menjadi representasi masih banyaknya sektor belum tergarap di Kota Semarang, yang kemudian bila dapat didorong pengembangan sektornya, maka akan mampu semakin meningkatkan pembangunan," jelas Wali Kota Semarang yang merupakan Politisi PDI Perjuangan tersebut.

Pariwisata pun menjadi salah satu sektor yang menurutnya strategis dikembangkan guna meningkatkan pembangunan di Kota Semarang. Untuk itu, pada beberapa tahun terakhir Hendi fokus menggarap sektor ini dengan merevitalisasi sejumlah objek serta kawasan wisata di Kota Semarang yang sebelumnya belum optimal dibangun.

Jalankan Perintah Jokowi, Hendi Buka Layanan Terpadu P3DN di Semarang

Revitalisasi Kota Lama, Revitalisasi Hutan Wisata Tinjomoyo, inisiasi ratusan Kampung Tematik, hingga revitalisasi Banjir Kanal Barat melalui pembangunan Semarang Bridge Fountain menjadi sejumlah pembangunan yang dilakukannya.

Alhasil, realisasi pajak sektor pariwisata di Kota Semarang saat ini pun berhasil meningkat drastis, hingga masuk menjadi tiga mata pajak terbesar di Kota Semarang. Tercatat pada tahun 2011, hanya ada dana sebesar 75,9 miliar yang dihasilkan Kota Semarang dari pajak hotel, restoran, dan tempat hiburan. Angka itu kemudian meningkat drastis lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2018, menjadi sebesar 258,8 miliar.

Melalui capaian tersebut, pajak dari sektor pariwisata di Kota Semarang telah menggeser dominasi pajak penerangan jalan umum yang pada tahun 2018 terkumpul sebanyak 222,5 miliar. Dengan demikian, maka postur realisasi pajak di Kota Semarang di tahun 2018 berubah menjadi lebih produktif, di mana pajak sektor produktif dari aktivitas kepariwisataan telah menjadi salah satu dana pembangunan terbesar Kota Semarang.

"Ini adalah tren positif bagi Kota Semarang di mana PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Semarang sebelumnya sudah tembus 1 triliun di 2013 dan sekarang dalam waktu 5 tahun di 2018 ini sudah bisa tembus 2 triliun, tepatnya 2,1 triliun," jelas Hendi.

Melihat sejumlah capaian positif yang dicatatkan di Kota Semarang tersebut, Hendi pun selaku Wali Kota Semarang memberikan penghargaan kepada 26 wajib pajak dari sektor kepariwisataan di Kota Semarang, Kamis (14/3). Bertempat di Hotel Grand Arkenso, Kota Semarang, penerima penghargaan wajib pajak berprestasi tersebut antara lain adalah Hotel Gumaya Kota Semarang, Hotel Santika Premiere, Hotel Ibis, Adi's Culinary, XXI DP Mall, Kampung Laut, dan Pantai Marina.

"Pembangunan yang dilakukan Kota Semarang hari ini salah satunya merupakan hasil dari partisipasi pelaku usaha di sektor pariwisata dan akan kami kembalikan untuk mendukung pelaku usaha tersebut melalui pembangunan sektor wisata," komitmen Wali Kota Semarang tersebut.

"Maka dari itu, hari ini komitmen kami adalah tumbuh bersama seluruh elemen masyarakat di Kota Semarang dengan melakukan pembangunan yang tepat sasaran," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya