Petinggi PBB Bantaeng yang Tewas Dipanah Diduga Dibuntuti

Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat PBB Sulawesi Selatan, Purnama Irianto Asadiah, saat ditemui di kantornya di Makassar, Jumat, 15 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Yasir

VIVA – Ketua Tim Pemenangan Pemilu Partai Bulan Bintang atau PBB Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sudirman (30 tahun), meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Wahidin Makassar, akibat panah yang menembus dada kirinya, kemarin.

Ngeri, ABG di Bekasi Kini Tawuran Pakai Panah

Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat PBB Sulsel, Purnama Irianto Asadiah mengungkapkan, kematian Sudirman dilatarbelakangi motif politik. Sebab, kader PBB Bantaeng itu sedang bertugas saat dipanah.

"Kejadiannya siang hari, almarhum berangkat bersama dua kader lainnya bawa bendera PBB, untuk sosialisasi partai. Sejak meninggalkan posko, mereka sudah dibuntuti," kata Purnama, saat ditemui di kantor PBB Sulsel, Makassar, Jumat 15 Maret 2019.

Viral di Media Sosial, Dugaan Aksi Teror dan Premanisme di Qubu Resort Kalbar

"Bagi PBB, beliau gugur dalam tugas partai," ucap dia. 

Berdasarkan laporan dari pimpinan PBB Bantaeng, terindikasi terdapat motif politik yang mendasari penyerangan terhadap Sudirman. Dugaannya, ada pihak yang merasa terganggu dengan masifnya sosialisasi PBB di Kabupaten Bantaeng.

Kapolres Jakarta Timur Wanti-wanti Ormas Tak Minta THR ke Pihak Lain, Diancam Pidana

"Kami menganggap, kejadian itu sebagai premanisme politik. Apalagi, di sejumlah dapil di Bantaeng, kita terbilang cukup unggul," katanya.

Dugaan premanisme politik itu, Purnama menjelaskan, pelaku sengaja mengincar Sudirman. Sebab, setelah melontarkan panah, pelaku tidak mengambil harta benda, melainkan langsung melarikan diri.

"Jadi, sudah pasti bukan perampokan. Seandainya begitu, kenapa pelakunya tidak bawa lari motor Sudirman, saat dia sudah tidak berdaya terkena panah," ujarnya.

PBB Sulsel berharap, polisi dapat mengusut tuntas motif pelaku. Polisi sudah menangkap empat pelaku yang memanah Sudirman. Keempatnya, antara lain berinisial AR, HE, IR, dan RI, ditangkap di Makassar. Polisi menyita dua sepeda motor yang diduga mereka gunakan saat beraksi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya