Analisis Polri Terkait Fenomena Wanita Ikut Aksi Teror

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Istri terduga teroris asal Sibolga, Sumatera Utara, Husain alias Abu Hamzah disebut lebih militan dibandingkan suaminya. Fenomena wanita yang mulai terlibat aksi terorisme kini dalam kajian pihak Densus 88 Antiteror Polri.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, usai aksi teror di Surabaya beberapa waktu lalu memang fenomena hal tersebut membuat pihak kepolisian melakukan pengkajian lebih lanjut.

"Kita sedang analisa, dari pascakejadian bom Surabaya, kita melihat jaringan teroris sudah melibatkan perempuan dan mohon maaf anak-anak juga dilibatkan. Pola-pola ini masih dikaji oleh Densus dan kepolisian," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Maret 2019.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Model tersebut, kata Dedi, ditiru kelompok teroris di Indonesia berkaca pada pola-pola aksi kelompok ISIS. Para kelompok teroris di Indonesia ini terinspirasi dengan aksi-aksi penyerangan di Afghanistan, Irak, dan Suriah.

"Ini inspirasi dari sana. Baru mulai di Indonesia. Kita betul-betul untuk mencegah semaksimal mungkin. Indikasi ke sana ada tapi kita masih akan analisa terus," ujarnya.

Densus 88 Polri Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng

Dedi melanjutkan, secara psikologis, wanita memiliki sifat setia dan taat kepada suami. Hal ini yang membuat wanita lebih militan dan berani melakukan aksi teror.

"Jika suami memberikan ajaran atau paham pasti lebih jauh meresap. Setelah meresap dan terpapar jauh lebih kuat. Karena pada dasarnya wanita ini setia pada suami dan taat," katanya. (art)

VIVA Militer: Rudal Balistik Jarak Menengah (MRBM) Kheibar Shekan militer Iran

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Argentina menuduh Iran sebagai pelaku tindakan terorisme. Tuduhan ini muncul setelah lebih dari tiga dekade serangan yang mengakibatkan korban jiwa di Buenos Aires, Argen

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024