WNI Korban Penembakan Selandia Baru Masuk 100 Besar Kurator Indonesia

Yusni (71) ibu dari Zulfirman Syah tengah memperlihatkan foto korban.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Zulfirman Syah, seorang warga negara Indonesia (WNI) asal Kota Padang, Sumatera Barat yang menjadi korban penembakan brutal di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru,  Jumat, 15 Maret 2019, siang waktu setempat, merupakan seorang seniman hebat. 

Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

Bahkan Zul yang tergabung di komunitas Seni Sakato Yogyakarta itu, masuk dalam daftar 100 besar kurator di Indonesia.

Zulfirman Syah yang sempat menimba ilmu di Kampus ISI Yogyakarta itu, memutuskan pindah dan menetap di Selandia Baru. Bagi Zul, Selandia Baru merupakan negara dengan prospek yang bagus untuk mengembangkan bakat seninya.

Seorang Pendeta Ditikam saat Sedang Pimpin Upacara Ibadah di Sebuah Gereja

Ditemui di kediamannya, Handra Yaspita, kakak kandung korban menceritakan, bakat seni Zul sudah tampak sejak usia belia. Bakat seninya itu diperkirakan turun dari ibunya. Zul memilih jenis seni lukis abstrak.

"Dia masuk dalam kurator seni dan termasuk senior di kalangan seniman di Yogyakarta. Masuk 100 besar kurator Indonesia ya. Seni lukis abstrak. Entah abstrak entah apa, yang jelas saya kalau lihat lukisanya itu, tidak bisa menafsirkan," kata Handra, Sabtu, 16 Maret 2019. 

2 Tersangka Penembakan di Rumah Aktor Salman Khan Ditangkap Polisi

Handra menyebutkan, sejak lama Zul sudah berkecimpung di dunia seni. "Dari ISI, dia masuk tahun 1997 stay di Yogyakarta sampai 2018," ujarnya.

Menurut Handra, adik kandungnya itu meski suka bercanda dan terkadang usil, namun memiliki tipikal keras. Dalam satu hal, Zul dikenal sangat konsen. Pandangannya tidak bisa diubah lagi dengan pendapat apapun, meski dia juga kerap minta pendapat ke kakak-kakaknya.

"Dia hormat dan santun. Dari mama mungkin darah seni turun, dari kecil memang sudah tampak bakat itu, hobinya melukis. Dia mandiri, pergi ke mana-mana emang mau sendiri saja dia. Selandia Baru ini, wilayah baru bagi dia. Ya mungkin dia melihat ada prospek bagus di sana. Dulu, pernah di Beijing, China," ujar Handra.

Sebelumnya, Zulfirman Syah bersama dengan putranya yakni Omar Rois (2 tahun), menjadi korban dari aksi penembakan brutal di Selandia Baru. 

Pihak keluarga menginformasi, di tubuh Zulfirman Syah banyak bersarang peluru. Bahkan yang terparah, pada bagian paru-paru mengalami kebocoran akibat terkena tembakan.  Sementara Omar dikabarkan mengalami luka tembak di bagian tangan dan kaki. Sampai saat ini, Zul masih mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit setempat. (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya