Kasus Rommy, ICW: Partai Politik Berada di Lingkaran Setan Korupsi

Ketua Umum PPP Romahurmuziy ditangkap KPK atas kasus suap seleksi jabatan di Kemenag.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Peneliti ICW, Donald Faris menilai bahwa korupsi yang melanda partai politik di Indonesia sudah cukup memprihatinkan. Kondisi itu disebutnya sebagai lingkaran setan korupsi.

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

"Saya melihat kondisi parpol kita berada di lingkaran setan korupsi politik, " kata Donald dalam forum Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan tvOne, Selasa malam, 19 Maret 2019. 

Mengutip dari refleksi KPK, Donald menuturkan bahwa penangkapan terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy terkait kasus dugaan suap menjadi ketua umum partai kelima yang terjerat kasus korupsi. Dari data KPK per oktober 2018, setidaknya 885 orang terjerat korupsi; dan 60 persen dari jumlah itu kategori korupsi politik. 

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Donald berpandangan bahwa korupsi politik perlu ditarik ke isu yang lebih makro tentang problem demokarasi tata kelola partai politik. Menurutnya, tata kelola itu ada tiga hal yakni ekonomi capital, power capital dan kembali lagi kepada ekonomi capital.

Ia menyampaikan proses dan kondisi lingkaran setan korupsi politik itu bahwa ekonomi kapital mengacu pada orang-orang kuat berduit yang menguasai parpol. Ketika dia memiliki uang dan mengakses parpol maka hasil akhir yang dikejar adalah politik kapital, kekuatan secara politik. Ketika sudah menguasai capital secara politik tujuannya tak lain adalah ekonomi kapital.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

"Jadi dia berputar dalam kondisi orang punya modal, menguasai politik, tujuannya adalah modal lagi. Jadi itu kondisi lingkaran setan korupsi seperti itu, " kata Donald.

Ia menyebut bahwa tidak bisa dinafikan orang kuat di organisasi parpol adalah orang kuat dalam ekonomi. Pun partai baru yang punya kekuatan pembiayaan yang besar. Selain pendirian parpolnya yang begitu mahal, mengelolanya pun bukan perihal murah.

"Kita pernah meneliti bahwa kebutuhan operasional partai itu Rp200-250 miliar per tahun. Itu belum masuk Pemilu. Karena strukturnya sampai ke kecamatan dan kabupaten-kota. Secara ekonomi jadi mahal, belum kontestasi di internal partai," katanya.

Kasus yang dialami oleh mantan Ketum PPP Romahurmuziy menurut Donald juga akibat modal ekonomi yang sangat besar di partai berlambang Kabah itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya