Tokoh Lintas Agama Kecam Keras Aksi Teror di Selandia Baru

Tokoh lintas agama bertemu di Kementerian Agama, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah

VIVA – Tokoh lintas agama mengecam keras tindakan teror yang terjadi di masjid di Christchurch, Selandia Baru. Pernyataan itu diungkapkan dalam pertemuan di kantor Kementerian Agama, di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Maret 2019. 

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

"Kami mengecam sekeras-kerasnya tindakan teror ini. Dengan keyakinan yang amat mendalam, kami percaya bahwa tindakan ini berlawanan dengan doktrin dan ajaran moral yang dititahkan dalam semua agama dan kepercayaan," ujar cendekiawan muslim Komarudin Hidayat. 

Komarudin menuturkan, tindak-teror penembakan ini bukan tindakan asal-asalan (random act), melainkan tindakan yang ideologis. Hal ini bisa dibaca dalam manifesto yang secara terang-terangan disiarkan oleh pelakunya. 

Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

Motivasi utama di balik teror ini adalah Islamofobia dan kebencian kepada imigran (senofobia). Karena itu, dia memandang, Islamofobia dan senofobia, kebencian pada orang asing adalah ideologi dan cara pikir yang sesat serta berbahaya bagi kemanusiaan. 

"Kami mengecam, pikiran ini sekeras-kerasnya. Ajaran agama dan kepercayaan kami, mendakwakan cinta antarmanusia dan hidup bersama secara damai," ujarnya.

Seorang Pendeta Ditikam saat Sedang Pimpin Upacara Ibadah di Sebuah Gereja

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mengecam dan menolak upaya sebagian kalangan, untuk menggunakan aksi teror ini untuk menyebarkan kebencian kepada umat non-muslim, atau terhadap dunia barat sebagaimana terlihat di media sosial. 

"Tindakan semacam itu selain tidak bermoral, tidak bertanggung jawab, juga akan menciptakan lingkaran kebencian yang tiada habis-habisnya. Kami juga menolak aksi ini digunakan sebagai komoditas politik," ujarnya. 

Ia menyerukan kepada semua warga negara dan umat beragama dan kepercayaan untuk tetap tenang, bersatu, menjaga persaudaraan dalam kemanusiaan. Bangsa Indonesia telah dianugerahi dengan kearifan yang tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945. "Semoga negeri kita selalu dianugerahi kedamaian dan kehidupan yang rukun dan saling menghargai," ujarnya. 

Tokoh lintas agama yang hadir di antaranya, Pengurus Pemuda Muhammadiyah Muhamad Ziyad, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Henriette Hutabarat Lebang, Parisadha Hindu Dharma Indonesia I Ketut Purwata, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda NU Towus Ainul Yakin, Rono Frans Magnis Suseno, HS Dilon, dan Alissa Wahid. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya